jatimnow.com – Sebanyak 80 kambing di Desa Pomahan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, dilaporkan mati mendadak dalam kurun waktu sebulan terakhir.
Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo mengungkapkan bahwa kematian hewan ternak tersebut diduga disebabkan oleh cuaca ekstrem, bukan akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Kematian kambing ini tidak ada kaitannya dengan PMK. Penyebab utamanya adalah cuaca ekstrem yang berdampak pada kualitas pakan,” jelas Kabid Peternakan, Kesehatan Hewan, dan Perikanan Dipertahankan Ponorogo, Siti Barokah, pada Senin (6/1/2025).
Siti Barokah menjelaskan bahwa kambing-kambing tersebut mengonsumsi pakan yang diambil langsung dari alam tanpa proses pelayuan.
Akibat tingginya kadar air dalam rumput karena hujan deras, kambing mengalami masalah pada rumen (sistem pencernaan).
“Pakan yang terlalu basah menyebabkan gas menumpuk di rumen. Akibatnya, gas tersebut mendesak diafragma, paru-paru, hingga jantung, yang akhirnya menyebabkan kematian mendadak,” paparnya..
Ia menambahkan bahwa pada periode awal Desember hingga saat ini, minimnya sinar matahari membuat proses pelayuan pakan sulit dilakukan. Peternak disarankan untuk melayukan rumput terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak guna mencegah kasus serupa.
Baca juga:
80 Kambing di Ponorogo Mati Misterius, Peternak Rugi Ratusan Juta Rupiah
Ketua RT 02 RW 02 Desa Pomahan, Parno, mengungkapkan bahwa total kerugian yang dialami peternak mencapai Rp240 juta.
“Setiap kambing rata-rata dihargai Rp3 juta. Dengan jumlah 80 ekor yang mati, total kerugiannya lebih dari Rp200 juta,” ujarnya.
Parno juga menyebutkan bahwa kematian kambing tidak terjadi serentak, melainkan secara bertahap selama satu bulan terakhir. Hingga kini, kasus kematian mendadak masih berlanjut.
Baca juga:
Puluhan Kambing Mati Juga Dibuang di Sungai Kawasan Banyuwangi
Tim dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Ponorogo telah melakukan tindakan pencegahan, seperti pemberian vitamin dan penyemprotan kandang untuk menjaga kebersihan. Namun, upaya tersebut belum sepenuhnya menghentikan kasus kematian.
“Kami telah memberikan vitamin dan melakukan penyemprotan kandang, tetapi kematian kambing tetap terjadi,” ungkap Parno.
Kasus ini menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap ekonomi peternak di Desa Pomahan. Pemerintah diharapkan terus memantau dan mencari solusi untuk mencegah kasus serupa di masa depan.