Pixel Code jatimnow.com

Pasar Hewan di Ponorogo Masih Ditutup, Kasus PMK Terus Dipantau

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahmad Fauzani
Pasar hewan di Ponorogo. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Pasar hewan di Ponorogo. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com – Pasar hewan di Ponorogo hingga kini masih belum dibuka meskipun tren kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai melandai. Pemerintah setempat mempertahankan penutupan guna mengantisipasi potensi penyebaran lebih lanjut.

Kabid Peternakan, Kesehatan Hewan, dan Perikanan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, Siti Barokah, mengungkapkan bahwa saat ini kasus PMK di wilayahnya sudah menurun, namun masih ada laporan harian mengenai ternak yang terjangkit.

“Pasar hewan masih tutup karena masih ditemukan kasus PMK, meskipun hanya sekitar satu hingga dua kasus per hari,” ujarnya pada Rabu (12/2/2025).

Berdasarkan data terbaru dari Dipertahankan, total 1.141 ekor sapi di Ponorogo terjangkit PMK. Dari jumlah tersebut, 17 ekor dilaporkan mati, 29 ekor mengalami pemotongan paksa, sementara sisanya masih dalam tahap penyembuhan.

Penutupan pasar hewan ini sejalan dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 100.3.3.1/31/013/2025 tentang Status Keadaan Darurat Bencana Non-Alam akibat PMK di provinsi tersebut. Dalam kebijakan ini, kabupaten/kota diperbolehkan menutup sementara pasar hewan jika masih ditemukan kasus baru.

Siti Barokah menjelaskan bahwa pihaknya masih mengkaji kemungkinan pembukaan kembali pasar hewan. Salah satu pertimbangannya adalah risiko pasar menjadi tempat penyebaran PMK karena lalu lintas hewan yang tidak terkontrol.

Baca juga:
PMK Melandai, Disnakeswan Lamongan Berencana Buka Kembali Pasar Hewan

“Secara teori, pasar hewan bisa menjadi tempat penyebaran PMK. Hewan yang datang berasal dari berbagai daerah, dan kondisinya tidak selalu bisa dipastikan sehat,” jelasnya.

Sebelum penutupan pasar, pihaknya sempat melakukan pemeriksaan dan menemukan 15 ekor sapi terjangkit PMK yang diperjualbelikan di lokasi.

“Kami harapkan para peternak juga mendukung kebijakan ini,” papar Barokah.

Baca juga:
Pemprov Jatim Distribusi 870.000 Vaksin PMK ke 38 Daerah

Peternak sapi di Ponorogo, Slamet mengaku mendukung kebijakan ini demi mencegah penyebaran PMK lebih luas.

“Daripada pasar jadi tempat penularan PMK, lebih baik ditutup sementara,” ujar warga Kecamatan Sawoo tersebut.

Dengan kebijakan ini, pemerintah berharap kasus PMK bisa terus ditekan hingga benar-benar terkendali, sehingga pasar hewan dapat kembali beroperasi dengan aman.