Pixel Code jatimnow.com

Jatah Fogging Dinkes Tulungagung Terpangkas 75 Persen, Dampak Efisiensi Anggaran

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Bramanta Pamungkas
Petugas melakukan fogging. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Petugas melakukan fogging. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Angka kematian kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tulungagung cukup tinggi. Dalam 2 bulan pertama di tahun 2025, sudah terdapat 4 kasus kematian.

Meskipun begitu, Dinas Kesehatan mengalami kendala dalam penanganan penyakit ini. Salah satu sebabnya, anggaran untuk pelaksanaan fogging yang dipangkas dari tahun sebelumnya.

Kabid P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Desi Lusiana Wardani mengatakan, tahun ini pihaknya hanya mendapatkan alokasi jatah pelaksanaan fogging di 20 titik saja. Padahal tahun lalu, Dinkes mendapatkan alokasi anggaran untuk melakukan fogging di 80 titik.

Dari jatah 20 titik itu, sampai saat ini sudah 10 titik yang terlaksana, sedangkan sisanya akan digunakan untuk pelaksanaan fogging hingga akhir tahun nanti.

"Dari Januari - Februari ini sudah 10 kali fogging, sisanya ya harus kita hemat sampai akhir tahun nanti," ujarnya, Rabu (26/2/2025).

Dengan kondisi ini, pihaknya sangat selektif dalam pelaksanaan fogging, untuk memastikan jatah fogging yang ada bisa dimaksimalkan sampai akhir tahun nanti.

Baca juga:
20 Warga Terjangkit DB, Pemdes Bancar Ponorogo Lakukan Fogging Selama Sepekan

Mereka juga mengedepankan sosialisasi Pemberaantasan Sarang Nyamuk (PSN) kepada masyarakat. Cara ini dinilai lebih ampuh dibandingkan dengan kegiatan fogging.

"Kita juga memaksimalkan obat dan alat yang masih kita punya, sisa di lokasi sebelummya yang bisa kita pakai, ya kita maksimal di lokasi fogging lainnya," tuturnya.

Pihaknya sendiri sudah berkoordinasi dengan banyak pihak, terkait adanya efisiensi yang berimbas pada jatah fogging ini.

Baca juga:
Kasus DBD Sidoarjo Melonjak 40 Persen, Waspada Lur!

Mereka juga berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa setempat guna mendorong Pemdes mengalokasikan sebagian Dana Desa maupun Alokasi Dana Desa untuk pengadaan alat fogging secara mandiri.

"Kami berharap pemerintah desa berkenan menganggarkannya sebagian dananya untuk pengadaan alat fogging, kalau masalah pelatihan SDM, kami siap dan sudah melakukan itu beberapa waktu lalu," pungkasnya.