jatimnow.com - Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lamongan terus dilakukan. Semula olahan sayur banyak terbuang karena kurangnya minat dari siswa.
Namun perlahan elemen sayur yang wajib dihidangkan dalam MBG diterima siswa. Hal tersebut tak lepas dari beragam sosialisasi dan variasi menu masakan yang diberikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat.
Kepala SPPG Lamongan, Agustina Nurul Hardian menyebut bahwa olahan MBG setiap hari berganti untuk mencegah rasa bosan siswa. Olahan lauk pauk dan sayuran dilakukan variasi menu olahan.
"Hari ini perubahan pada siswa Lamongan cukup signifikan, tidak ada sayur yang ditolak lagi, termasuk sayur lokal terong, kacang panjang, tapi kita variasi," ungkap Agustina, Selasa (15/5/2025).
Dari hasil evaluasi, siswa menolak sayur karena rasanya yang hambar, maka cara memasaknya bumbu diperkuat cita rasanya.
Baca juga:
Libur Sekolah Usai, Kapan Program MBG di Lamongan Dilaksanakan Lagi?
"Seperti ayam wajib dimasak beragam setiap harinya, menu sayuran terong, kacang panjang, tauge berganti-gantian," ujarnya.
Perubahan karakter siswa juga mulai terbentuk, yakni rasa guyub rukun dan kebersamaan makan bersama-sama berhasil menggugah selera makan anak.
"Edukasi yang dilakukan sekolah juga berpengaruh besar bahwa sayur itu penting, lama-lama siswa menerima, berbeda dari awal-awal pelaksanaan MBG," tambahnya.
Baca juga:
MBG di Banyuwangi Tetap Berjalan, Menu Diganti Makanan Kering untuk Buka Puasa
Agustina menceritakan bahwa dari proses evaluasi, pihaknya juga banyak menerima kritikan dan saran dari surat yang dikirimkan siswa.
"Kami juga menerima banyak surat cinta (aduan) terkait menu permintaan siswa, tapi bagi kami masih masuk akal, yakni kabanyakan meminta menu kering seperti ayam krispi, ikan krispi," urainya.
URL : https://jatimnow.com/baca-76519-perubahan-perilaku-siswa-lamongan-karena-mbg-lebih-doyan-sayur