jatimnow.com - Pemandangan tumpukan cangkang kerang hijau yang membusuk si pesisir Desa Ngawen, Kabupaten Gresik, bukanlah hal asing. Bau menyengat dan pemandangan yang kurang sedap telah lama menjadi momok bagi warga.
Namun, kini, pemandangan itu mulai berubah berkat sentuhan inovatif dari sembilan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 6 Universitas Airlangga (UNAIR).
Mereka berhasil mengubah limbah yang selama ini hanya dianggap sebagai masalah menjadi solusi: sabun alami berbahan dasar cangkang kerang. Ide cemerlang ini bermula dari survei awal tim KKN.
"Saat survei, perangkat desa menyampaikan bahwa penumpukan limbah cangkang kerang hijau adalah masalah utama di Desa Ngawen," jelas Abdur Rahman Akhtar, ketua kelompok KKN tersebut.
"Dari situ, kami berpikir bagaimana mengubah masalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat," tambahnya.
Dari permasalahan tersebut, lahirlah program "Shell Soap." Selain mengurangi limbah, program ini juga bertujuan memberdayakan masyarakat.
Tim KKN memilih untuk bekerja sama dengan ibu-ibu PKK Desa Ngawen, yang dikenal sangat aktif dan memiliki peran penting dalam kehidupan sosial desa.
"Ibu-ibu PKK sangat antusias dan aktif, jadi kami merasa ini adalah kolaborasi yang tepat," ungkap Akhtar.
Baca juga:
Pj Bupati Bangkalan Ajak Warga Tabung Minyak Jelantah, Ini Targetnya
Proses pembuatan sabunnya pun ternyata sederhana, memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat. Cangkang kerang yang telah dibersihkan dan dikeringkan dijemur di bawah terik matahari, kemudian dibakar selama 7-8 jam hingga hancur.
"Setelah dibakar dan disaring, kita mendapatkan kapur sirih. Kapur sirih ini kemudian dicampur dengan minyak goreng, abu soda, air, dan parfum," jelas Akhtar, sambil menjelaskan proses pembuatan sabun yang terbilang sederhana namun efektif.
Hasilnya? Sabun alami dengan aroma yang menyegarkan. Lebih dari sekadar produk pembersih, sabun ini membawa harapan baru bagi Desa Ngawen.
"Bayangkan, tumpukan limbah itu bisa mencapai beberapa hektar dan menimbulkan bau yang sangat tidak sedap. Dengan program ini, kita bisa mengurangi bahkan menghilangkan masalah limbah tersebut," Akhtar menjelaskan dengan penuh semangat.
Baca juga:
Pemuda di Sidoarjo Ciptakan Miniatur Kapal, Terinpirasi dari Sampah TPA Jabon
Harapannya, program Shell Soap tidak hanya berhenti di sini. Tim KKN berharap warga Desa Ngawen dapat meneruskan pembuatan sabun ini, sehingga limbah cangkang kerang hijau dapat terus berkurang dan bahkan hilang sama sekali.
Lebih jauh lagi, mereka berharap sabun ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga. "Kami berharap sabun ini bisa bernilai ekonomis, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan warga," tutup Akhtar.
Inovasi mahasiswa UNAIR ini menjadi bukti nyata bahwa masalah lingkungan dapat diubah menjadi peluang ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
Semoga kisah sukses dari Desa Ngawen ini dapat menginspirasi daerah lain untuk berinovasi dan memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat.