jatimnow.com - Guru Besar ke-227 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Edwin Setiawan, memimpin upaya untuk mempercepat dan memperluas proses identifikasi spesies spons di Indonesia.
Sebagaimana dikehatui, Indonesia, dengan kekayaan keanekaragaman hayati lautnya, menyimpan potensi besar yang belum sepenuhnya terungkap. Salah satu fokus utama adalah identifikasi hewan spons, yang memiliki peran penting dalam ekosistem dan potensi farmasi.
"Indonesia memiliki perairan yang sangat luas, namun penelitian dan identifikasi spesies spons masih sangat terbatas," ujar Prof. Edwin, Senin (01/9/2025).
"Padahal, spons memiliki potensi besar dalam berbagai bidang, mulai dari farmasi hingga pemantauan lingkungan," sambung dosen di Departemen Biologi ITS tersebut.
Spons, sebagai hewan primitif, telah lama dimanfaatkan oleh manusia dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam. Kemampuan spons menghasilkan senyawa kimia unik menjadikannya sumber potensial untuk pengembangan obat antikanker.
Selain itu, spons juga berperan sebagai filter feeder yang efektif, menjadikannya indikator penting dalam pengkajian pencemaran lingkungan dan studi evolusi.
"Spons adalah filter alami yang sangat efisien. Mereka menyaring partikel-partikel kecil dari air, membantu menjaga kualitas air laut," jelas Prof. Edwin. Selain itu, spons juga sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, sehingga dapat digunakan sebagai indikator pencemaran.
Minimnya pengetahuan tentang biodiversitas spons di Indonesia dapat berdampak serius. Hasil penelitian yang kurang valid dan kesalahan identifikasi spesies dapat menghambat upaya konservasi.
Lebih jauh lagi, kegagalan dalam mengklasifikasikan spesies spons dapat meningkatkan risiko kepunahan.
"Jika kita tidak tahu apa yang kita miliki, bagaimana kita bisa melindunginya?" kata Prof. Edwin. Menurut dia, kesalahan identifikasi dapat menyebabkan spesies yang terancam punah tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya.
Baca juga:
ITS Kembangkan Riset Adaptasi Tanaman untuk Ketahanan Pangan
Selama ini, identifikasi spons dilakukan dengan pendekatan morfologi, yaitu berdasarkan karakter eksternal. Namun, metode ini seringkali kurang akurat karena struktur tubuh spons yang sederhana dan plastis.
Untuk mengatasi masalah ini, Prof. Edwin mengadvokasi penggunaan integrative taxonomy, yang menggabungkan metode klasik taksonomi dengan marka molekuler seperti mitokondria (mtDNA) dan ribosom (rDNA).
"Dengan integrative taxonomy, kita dapat menganalisis DNA spons untuk mengidentifikasi spesies dengan lebih akurat," jelasnya. Metode ini sangat membantu dalam memahami taksonomi, filogeni, dan hubungan filogeografi spesies spons.
Dedikasi Prof. Edwin dalam mengidentifikasi spons telah membawanya ke berbagai perairan di Indonesia. Ia terlibat dalam South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES) 2018, sebuah ekspedisi bersama National University of Singapore (NUS) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Dalam ekspedisi ini, ditemukan spesies spons baru, Semperella sjades, di perairan dalam Pantai Selatan Jawa Tengah.
Baca juga:
ITS Ajak Masyarakat Donasi Rp 65 Ribu, Investasi Masa Depan Kampus dan Mahasiswa
"Ekspedisi SJADES adalah pengalaman yang sangat berharga," kenang Prof. Edwin. "Kami berhasil menemukan spesies baru dan memperluas pengetahuan kita tentang biodiversitas laut Indonesia," lanjutnya.
Upaya Guru Besar ITS ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-14 tentang ekosistem laut dan poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.
Ia berharap agar hewan spons dapat lebih dikenal dan diidentifikasi dengan baik, sehingga dapat berkontribusi pada pelestarian ekosistem laut Indonesia dan dunia.
"Saya berharap penelitian tentang spons dapat terus ditingkatkan, sehingga kita dapat lebih memahami peran pentingnya dalam ekosistem laut," pungkasnya.
"Dengan pengetahuan yang lebih baik, pihaknua optimis dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi spesies spons dan ekosistem laut secara keseluruhan.
URL : https://jatimnow.com/baca-78732-guru-besar-its-surabaya-pimpin-identifikasi-spons-di-indonesia