Pixel Code jatimnow.com

Game Anak, Psikolog Ungkap Pilihan Terbaik Selain Roblox

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
Dua anak bermain sepulang sekolah. Anak usia SD (7-12 tahun) berada dalam fase perkembangan kognitif yang pesat. Mereka mulai memahami aturan, logika, dan mengembangkan kemampuan sosial. (Foto: Ali Masduki/JatimNow.com)
Dua anak bermain sepulang sekolah. Anak usia SD (7-12 tahun) berada dalam fase perkembangan kognitif yang pesat. Mereka mulai memahami aturan, logika, dan mengembangkan kemampuan sosial. (Foto: Ali Masduki/JatimNow.com)

jatimnow.com - Di tengah diskusi mengenai risiko dan larangan Roblox pada anak-anak, psikolog mengungkap pentingnya memilih game yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

Psikolog dan konselor SMP Cikal Lebak Bulus, Rahma Dianti, memberikan panduan mengenai jenis game anak dari usia sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).

Ia menjelaskan bahwa anak-anak usia SD (7-12 tahun) berada dalam fase perkembangan kognitif yang pesat. Mereka mulai memahami aturan, logika, dan mengembangkan kemampuan sosial.

Oleh karena itu, game yang cocok untuk mereka adalah yang dapat merangsang kemampuan berpikir konkret dan interaksi sosial.

"Pada usia ini, anak-anak membutuhkan game yang dapat melatih memori, konsentrasi, serta mendorong mereka untuk bersosialisasi," ujar Rahma.

Contoh rekomendasi game anak, antara lain puzzle sederhana, teka-teki silang, atau game kolaboratif.

Memasuki usia SMP (12-15 tahun), anak-anak mengalami transisi dari pemikiran konkret ke abstrak. Mereka juga mengalami perubahan emosional dan sosial yang signifikan.

Game yang sesuai untuk usia ini adalah yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, empati, dan eksplorasi nilai-nilai.

Baca juga:
Larangan Roblox, Apa Kata Psikolog? Ini Dampaknya pada Anak

"Anak-anak SMP dapat mencoba game strategi yang kompleks, game yang mengembangkan empati, serta game kelompok kompetitif dengan pengawasan yang baik," jelas Rahma.

Pada usia SMA (15-18 tahun), remaja telah mampu melakukan penalaran abstrak, pengambilan keputusan, dan memiliki perkembangan moral yang matang.

Game yang direkomendasikan untuk usia ini adalah yang dapat melatih kemampuan perencanaan masa depan dan berpikir kritis.

"Remaja dapat mencoba game strategi yang lebih kompleks, game simulasi dan manajemen, serta game kreatif yang mengasah kemampuan berpikir kritis," kata Rahma.

Rahma menuturkan bahwa memilih game yang sesuai dengan usia anak sangat penting karena dapat memengaruhi perkembangan kognitif, emosional, sosial, dan moral mereka. Orang tua juga perlu memperhatikan konten dan rating resmi dari game tersebut.

"Setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, sehingga penilaian terhadap masing-masing individu tetap penting. Pertimbangkan rating resmi seperti ESRB atau PEGI, serta konten yang sesuai dengan usia anak-anak," pungkasnya.

Dengan memilih game yang tepat, anak-anak dapat mengembangkan potensi diri secara optimal dan terhindar dari dampak negatif game yang tidak sesuai usia.