Pixel Code jatimnow.com

Petani Muda Langka? Mahasiswa UNEJ Tawarkan Agroinovasi

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
Talk Show bertajuk “Mengembangkan Minat Generasi Muda dalam Pertanian Melalui Agroinovasi Guna Mendukung Pertanian Berkelanjutan” di Gedung Soedjawo, Kampus UNEJ Tegalboto. (Foto/JatimNow.com)
Talk Show bertajuk “Mengembangkan Minat Generasi Muda dalam Pertanian Melalui Agroinovasi Guna Mendukung Pertanian Berkelanjutan” di Gedung Soedjawo, Kampus UNEJ Tegalboto. (Foto/JatimNow.com)

jatimnow.com - Di tengah ambisi pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan, sektor pertanian justru menghadapi tantangan serius: minimnya minat generasi muda.

Data Statistik Ketenagakerjaan Pertanian per Agustus 2024 menunjukkan bahwa hanya 6,67% tenaga kerja pertanian tanaman pangan berasal dari kalangan muda, sementara 92,98% didominasi kelompok usia tua.

Menanggapi kondisi ini, Himpunan Mahasiswa Penyuluhan Pertanian (Himapenta) Universitas Jember (UNEJ) menggelar Talk Show bertajuk “Mengembangkan Minat Generasi Muda dalam Pertanian Melalui Agroinovasi Guna Mendukung Pertanian Berkelanjutan” di Gedung Soedjawo, Kampus UNEJ Tegalboto.

Ketua Umum Himapenta, Fatkhurrohman, menjelaskan bahwa diperlukan gerakan strategis untuk mengatasi minimnya minat generasi muda di sektor pertanian.

"Dengan pendekatan multi agroinovasi, kami berharap dapat mendobrak minat generasi muda untuk berkecimpung di dunia pertanian," ujarnya.

Acara ini menghadirkan Christian Suryo Hadmadi, Direktur PT Mitra Tani Dua Tujuh, perusahaan pemasok kedelai edamame dan okra yang berorientasi ekspor ke Jepang. Suryo menekankan pentingnya diskusi semacam ini untuk menggaungkan kampanye dan memotivasi generasi muda.

"Sebenarnya, sektor pertanian sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik, dengan support system dan perkembangan yang berkelanjutan," ungkap Suryo.

Ia menambahkan bahwa keuntungan adalah daya tarik utama dalam bisnis, dan pasar agrokompleks masih sangat terbuka, terutama dengan adanya kebijakan kedaulatan pangan.

Baca juga:
Produksi Padi Jatim Siap Wujudkan Swasembada Pangan Nasional

Pembina Himapenta, Lenny Luthfiyah, mendukung ide tersebut dengan mengampanyekan sektor pertanian melalui pendekatan akademis. Salah satunya adalah lomba esai nasional tingkat SMA sederajat sebagai rangkaian dari talk show.

"Kegiatan ini bertujuan untuk memicu ide-ide agroinovasi," jelas Lenny. Selain itu, bazar UMKM juga diadakan untuk memperkenalkan hasil usaha pertanian mahasiswa kepada masyarakat luas.

"Pertanian harus diinspirasikan sebagai bentuk enterpreneurship, bukan sekadar bekerja pada korporasi," pungkasnya.

Relawan NGO lingkungan di Ecoton Foundation, Ihsannudin, mengingatkan bahwa pembangunan, termasuk di sektor pertanian, tidak boleh hanya berfokus pada keuntungan semata.

Baca juga:
Banyuwangi Panen Raya Serentak, Dukung Program Swasembada Pangan Presiden

"Pertumbuhan harus mempertimbangkan dampak buruk bagi sosial dan lingkungan," tegasnya.

Ia mengakui bahwa pertanian memiliki peluang besar sebagai penggerak ekonomi nasional dan dalam konteks ekonomi sirkuler.

"Untuk menjadikan pertanian sebagai sektor yang menarik bagi generasi muda, memang harus berwajah industrial, namun tidak boleh meninggalkan nilai keberlanjutan," sergahnya.

Dengan menggabungkan agroinovasi, pendekatan akademis, kewirausahaan, dan prinsip keberlanjutan, mahasiswa UNEJ berharap dapat membangkitkan minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian dan berkontribusi pada swasembada pangan Indonesia.