Pixel Codejatimnow.com

12 Tahun Hilang, Benda Bersejarah Gunung Budheg Tulungagung Ditemukan

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Bramanta Pamungkas
 Agus menunjukan watu joli yang hilang selama 12 tahun
Agus menunjukan watu joli yang hilang selama 12 tahun

jatimnow.com - Sebuah benda bernilai sejarah dari Gunung Budheg di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung akhirnya kembali ke tempat asalnya setelah menghilang selama 12 tahun. Benda bernama Watu Joli tersebut diketahui hilang sejak 2006 silam.

Pihak Kepolisian menemukan benda yang terbuat dari batu kali berbentuk kubus dan dilengkapi dengan kuncup ini, di sebuah padepokan pada tahun 2012. Namun benda yang diduga kuat berasal dari zaman kerajaan Majapahit ini, baru dipulangkan tahun ini.

Agus Utomo, pelestari Gunung Budheg menuturkan, butuh kerja keras dan kesungguhan agar bisa memulangkan Watu Joli ini. Semua juga harus melalui proses administrasi yang panjang dan lama, sebelum pihak BPCB Trowulan mengizinkan pengembalian ini.

"Butuh waktu selama 3 minggu sejak polisi memyerahkan ke pihak BPCB Trowulan, bagi kami, keberadaan benda ini bisa menceritakan fungsi Gunung Budheg pada zaman dulu," ujarnya, Minggu (21/10/2018).

Baca juga:
Video: Konservasi Benda Koleksi Museum Daerah Tulungagung



Watu joli ini batu berbentuk kubus dengan lubang ditengahnya. Pada bagian penutupnya terdapat simbol surya Majapahit. Sebenarnya terdapat angka tahun dalam benda ini, namun dua angka bagian depannya rusak sehingga tidak bisa dibaca keseluruhannya. Watu joli ini dulunya berfungsi sebagai tempat menyimpan abu jenazah orang suci.

"Dari sejumlah penelitian yang sudah dilakukan, Gunung Budheg merupakan salah satu tempat pertapaan pada masa kerajaan Majapahit," imbuhnya.

Sesuai rencana awal, benda bersejarah ini akan dibawa ke puncak gunung. Benda ini menyimpan sejarah yang berhubungan erat dengan Tulungagung pada zaman dulu.

"Kami ingin ada bantuan agar batu ini bisa tetap lestari. Meskipun tidak terlalu berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan. Marilah kita semua merawat benda ini agar anak cucu bisa tetap tahu," pungkasnya.

Baca juga:
Pameran Meteorit Digelar di Pendopo, Bupati Jember Sebut Perlu Kajian Lebih Dalam