silat

Ia mengaku, tahun ini menjadi tahun yang sangat rawan, yakni tahun politik. Sehingga gesekan bisa saja terjadi.

"Motifnya karena euforia. Pelaku ini tersulut emosi, karena bersama kelompok dengan jumlah massa yang banyak," kata Kapolres Nganjuk AKBP Dewa Nyoman Nanta.

"Perannya, ada yang mencabut bendera. Ada yang menyeret, ada yang menginjak-injak, merobek dan membakar," kata Kapolres Nganjuk AKBP Dewa Nyoman Nanta.

"Kami sudah menetapkan tiga orang tersangka," ujar Kapolres Nganjuk AKBP Dewa Nyoman Nanta, Selasa (26/6/2018).

Penyelanggara/panitia kegiatan bertanggungjawab penuh pada saat sebelum dan setelah kegiatan terkait keamanan.

Ditanya apakah ada tersangka kasus pengerusakan tersebut. Kapolda menegaskan, mediasi sudah dilakukan, tapi proses hukum tetap berlanjut.

Muzakki menegaskan, perlu dilakukan lokalisir massa dan semua pihak menyikapi dengan mementingkan bangsa dan negara.

Polres Nganjuk mengimbau kepada massa dari perguruan silat PSHT maupun warga nahdliyin (NU) dari luar daerah untuk tidak datang ke Nganjuk.