jatimnow.com - Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur memberikan tips bagi mitra driver untuk mengangkut penumpang agar kasus terbunuhnya Rusdianto, driver Go-Car tidak terulang.
Daniel Lukas Rorong, Humas PDOI Jawa Timur mengimbau pada rekan-rekan driver online, baik itu roda dua maupun roda empat agar lebih meningkatkan lagi kewaspadaannya jika mendapatkan orderan. Khususnya bagi yang ngalong (istilah menerima orderan di malam hari sampai dini hari).
Baca juga:
Baca juga: Dua Pembunuh Tukang Ojek di Surabaya Ditembak, Satu Buron
- Mayat Pria dengan Kepala Tertutup Kain Ditemukan di Tol Pandaan
- Mayat Pria dengan Kepala Tertutup Kain di Tol Pandaan, Pembunuhan?
- Pria yang Mayatnya Ditemukan di Tol Pandaan Diduga Disekap dan Dibunuh
- Mayat Pria di Tol Pandaan Ternyata Driver Go-Car asal Surabaya
- Pembunuh Driver Go-Car asal Surabaya Ditangkap, Ini Motifnya
- Cerita Terbunuhnya Driver Go-Car yang Mayatnya Dibuang di Tol Pandaan
- Setelah Bunuh Driver Go-Car, Pelaku Tawarkan Mobil Korban Lewat Medsos
- Polisi Duga Pembunuh Driver Go-Car asal Surabaya Lebih dari Satu Orang
"Yang paling utama, jangan pernah mau menerima orderan secara offline (mematikan aplikasi). Karena ini sangat beresiko terhadap keamanan serta keselamatan driver selama perjalanan," katanya, Jumat (25/10/2019).
Selain itu, lanjut Daniel, ada beberapa tips aman yang harus dijalankan oleh rekan-rekan driver online dalam menjalankan profesinya.
Yang pertama, jika menerima orderan dengan rute jauh, diharapkan agar menscreenshoot akun penumpang serta nomer kontaknya, lalu kirimkan pada pihak keluarga untuk sekadar laporan.
Atau bisa dikirimkan data tersebut pada rekan seprofesi lainnya di masing-masing komunitas serta paguyuban driver online yang diikuti.
Tips kedua, pastikan bahwa identitas akun itu sama dengan penumpang yang order. Tips ketiga, jangan lupa mengajak penumpangnya, terlebih jika jumlahnya lebih dari dua orang untuk foto bersama.
Tips keempat, manfaatkan fasilitas sharelock minimal 8 jam dan kirimkan pada pihak keluarga atau komunitas driver online yang diikuti, untuk bisa dipantau selama perjalanan. Syukur-syukur, dipasangi GPS pada unit kendaraan yang dimiliki.
"Jika tips ini dijalankan oleh rekan-rekan driver online, Insya Allah akan lebih meminimalisir resiko kejahatan yang sudah direncanakan oleh oknum penumpang," papar Daniel, yang sudah menjadi driver online sejak April 2017 ini.
Baca juga: Praktik 'Tuyul' Para Driver Taksi Online, Masih Ada?
Daniel meneruskan, PDOI Jawa Timur mengapresiasi kinerja pihak kepolisian yang telah menangkap pelaku dan diharapkan memberikan hukuman seberat-beratnya.
"Karena mereka (pelaku), sungguh diluar batas perikemanusiaan, sampai tega menghilangkan nyawa rekan seprofesi kami dengan cara yang sadis," tukasnya.
Sementara itu, Rahmatullah Riyadi, Sekretaris PDOI Jawa Timur berharap agar pihak aplikator transportasi online semakin meningkatkan keamanannya, terutama verifikasi identitas penumpang. Misal, KTP atau SIM serta foto profil penumpang.
"Tahap ini masih belum dilakukan oleh pihak aplikator, baik itu Grab, Gojek, maupun lainnya," kata Rahmat.
Ditambahkannya, meski saat ini, sudah ada fasilitas panic bottom (tombol darurat) di dalam aplikasi, namun hal ini masih belum menjamin sepenuhnya keselamatan mitra driver online.
Baca juga: Dibegal, Seorang Driver Taksi Online di Palembang Tewas
Hal senada juga ditegaskan oleh Herry Wahyu Nugroho, Ketua PDOI Jawa Timur. Dia berharap agar pihak aplikator mau lebih lagi meningkatkan keamanan serta keselamatan mitranya, termasuk penumpang.
"Intensitas pertemuan kopi darat (kopdar) antara pihak aplikator dengan mitra driver online bisa lebih ditingkatkan lagi. Termasuk edukasi untuk keselamatan serta keamanan selama menjalankan profesi," harap Herry.
Sebelumnya, Rusdianto driver online roda empat (GO-Car) tewas dibunuh dengan jalan dijerat oleh tali tambang oleh Gianto (36), asal Babatan Gang 1, Kecamatan Wiyung, Surabaya. Gianto memesan Go-Car dengan akun palsu dengan nama 'Dwi'.
Jenazah Rusdianto sendiri ditemukan meninggal di Tol Pandaan-Malang KM 72.200, pada Rabu (23/10). Pelaku Gianto ditangkap Satreskrim Polres Pasuruan saat bersembunyi di Perum Pelem Pertiwi Blok JF 10, Desa Pelem Watu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.