Pixel Codejatimnow.com

Praktik 'Tuyul' Para Driver Taksi Online, Masih Ada?

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Zain Ahmad
Ilustrasi/jatimnow.com
Ilustrasi/jatimnow.com

jatimnow.com - Order fiktif dan manipulasi data penumpang atau yang dikenal dengan istilah tuyul, masih menjadi fenomena di kalangan driver ojek maupun taksi online, baik di Surabaya maupun beberapa kota di Jawa Timur.

Pada Tahun 2018, polisi di Surabaya mengungkap beberapa praktik curang para oknum driver taksi online tersebut.

Dari catatan jatimnow.com, pada Maret 2018 lalu, Satreskrim Polrestabes Surabaya menangkap 16 orang oknum driver taksi online yang memanipulasi data penumpang. Dari mereka disita 4 mobil, 1 motor dan 413 handphone serta beberapa rekening bank.

Modusnya, mereka membuat orderan fiktif dengan akun penumpang fiktif. Kemudian diterima seolah-olah mengantarkan dan memperoleh 16 point dengan total setiap harinya Rp 300 ribu, bahkan satu minggu mendapatkan Rp 5 juta.

Masih di bulan Maret 2018, Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim menangkap 5 oknum driver taksi online. Modusnya sama, mereka mempunyai akun driver lebih dari satu untuk melakukan perbuatan manipulasi seolah-olah memesan taksi online.

Baca juga: 

Para oknum driver taksi online itu bahkan memiliki group Whatsapp (WA) dengan iuran setiap driver setiap bulan sebesar Rp 350 ribu. Dalam kasus tersebut, disita 3 mobil berbagai merk, 120 Handphone, 7 ATM serta 2 modem internet.

Baca juga:
Driver Taksi Online di Surabaya Dirampok: Dikalungi Celurit, HP Dirampas

Dan pada Oktober 2018, Satreskrim Polrestabes Surabaya kembali menangkap empat orang oknum driver taksi online pembuat order fiktif. Bahkan dalam kasus ini, para pelaku cukup diam di suatu tempat, lantaran sudah menggunakan aplikasi khusus. Setiap hari sindikat ini bisa mendapat bonus Rp 250-300 ribu dari operator.

Habibie, salah satu mantan driver taksi online mengaku bahwa fenomena itu masih bisa ditemui di Surabaya maupun kota lain. Menurutnya, para driver taksi online 'nakal' memiliki segudang cara untuk melakukan cara curang tersebut.

"Ada yang bermain individu, ada pula yang bermain secara berkelompok," tutur Habibie kepada jatimnow.com, Rabu (12/2/2020).

Dari pengalamannya sebagai driver taksi online, ulah nakal para oknum driver taksi online berdampak pada sepinya order bagi para driver yang benar-benar bekerja seperti sesuai aturan operator. Terutama para driver nakal yang menggunakan aplikasi Fake GPS.

Baca juga:
Ditampar Gegara Salah Jalan, Driver Taksi Online di Surabaya Pukul Cewek Bertato

"Satu HP bisa bahkan untuk mengkloning 100 nomor dan 100 aplikasi penumpang. Dan itu sulit terdeteksi oleh operator," ungkapnya.

Praktiknya, para driver nakal itu ada yang bergerak sesuai order fiktif yang diciptakannya sendiri, ada yang stay di lokasi karena sudah menggunakan aplikasi khusus.

"Tapi alhamdulillah dulu saya tidak sampai terjebak dalam cara itu. Sekarang saya fokus berbisnis rental mobil dan travel. Soalnya jadi driver taksi online semakin sepi," tandas pria asli Surabaya ini.