Pixel Code jatimnow.com

Wabah Virus Corona

Kabar SD di Ponorogo Jadi Tempat Isolasi Pemudik, Warga Blokir Jalan

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Mita Kusuma
Warga menutup jalan menuju sekolah dasar yang akan dijadikan sebagai tempat isolasi pemudik
Warga menutup jalan menuju sekolah dasar yang akan dijadikan sebagai tempat isolasi pemudik

jatimnow.com - Pesan berantai yang berisi daftar nama sekolah dasar (SD) di 21 kecamatan yang ada di Ponorogo sebagai tempat isolasi pemudik beredar di media sosial (medsos) WhatsApp.

Akibat pesan itu, warga Jalan Kutilang, Kelurahan Beduri, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo melakukan penolakan dengan memblokir atau menutup pintu masuk dengan memasang spanduk.

Dalam spanduk itu bertuliskan "Kami Warga RT 04/01 Menolak Rencana Tempat Isolasi Pemudik di SDN Beduri I Kabupaten Ponorogo".

Ketua RT 04/01 Kelurahan Beduri, Nuryadi membenarkan jika warganya resah karena pesan berantai itu.

"Warga resah. Sudah mulai tadi malam membahas tentang pesan berantai itu," katanya saat ditemui di lokasi, Minggu (5/3/2020).

Menurutnya, ada beberapa alasan warga untuk menolak rencana itu.

Pertama, keresahan warga karena lokasi SD yang dijadikan sebagai tempat isolasi pemudik untuk membatasi penyebaran wabah Virus Corona (Covid-19) itu dekat dengan pemukiman.

Baca juga:
Golkar Jatim Siapkan Kegiatan Sambut Ramadan, Pengurus Daerah Wajib Tahu

"Kami sepakat menolak kedatangan pemudik yang akan diisolasi di tempat ini. Sebelumnya kawasan ini adem ayem," jelasnya.

Alasan kedua, di lokasi banyak anak kecil yang setiap sore hari bermain di halaman SDN Beduri I.

"Alasan ketiga, akses jalan itu gang buntu. Akses keluar masuk sangat sulit dan dikhawatirkan nanti pasti ada keributan," lanjutnya.

Dirinya mengatakan jika tadi malam telah menemui Kepala SDN Beduri dan menyampaikan kabar bahwa sekolahnya akan digunakan sebagai lokasi isolasi pemudik.

Baca juga:
Menkes Perkirakan Pandemi Covid-19 Berubah jadi Endemi

"Padahal kan sekolah masih difungsikan. Setahu saya di sana ada sekitar seratusan siswa. Sekolahnya masih dipakai," ujar dia.

Ia bersama warga berharap agar wacana tersebut tidak direalisasikan hingga situasi lebih aman.

"Mudiknya ditunda dan sekolah juga tidak jadi digunakan," pungkasnya.