Pixel Codejatimnow.com

Pemkab Ponorogo Bakal Beri Probiotik Gratis untuk 206 Pasien Covid-19

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Pemkab Ponorogo bakal berikan probiotik gratis untuk 206 pasien Covid-19
Pemkab Ponorogo bakal berikan probiotik gratis untuk 206 pasien Covid-19

jatimnow.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo bakal memberikan probiotik untuk penderita Covid-19 yang menjalani isolasi di shelter.

"Pak bupati bersama wabup mengupayakan obat khusus yang akan dibagikan, sekitar 206 obat," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo, Agus Pramono, Kamis (4/3/2021).

Kata Agus, obat itu berupa probiotik hasil kerjasama dengan pondok pesantren (ponpes). Setelah obat itu sudah tiba di rumah dinas bupati, akan segera didistribusikan.

"Ini sebuah ikhtiar bagi kita. Biar ada lompatan yang besar," ungkapnya.

Sementara Wakil Bupati (Wabup) Ponorogo, Lisdyarita mengatakan bahwa obat itu akan dibagikan secara gratis.

"Karena saat ini masyarakat berpikir agar perekonomiannya kembali. Sedangkan Covid-19 itu seluruh dunia. Kita mencari solusi-solusi," jelas Lisdyarita.

Menurutnya, sudah ada beberapa orang yang mengonsumsi probiotik itu, dalam waktu tiga hari sembuh.

Baca juga:
Membangun Kesehatan Promotif Preventif dengan Functional Medicine

"Minta restunya juga semua. Semoga bener-bener setelah diberikan, yang terkena Covid-19 sebanyak 206 itu sembuh. Semoga perekonomian kita juga akan kembali pulih," tambahnya.

Lisdyarita menyebut bahwa probiotik itu berasal dari salah satu profesor Jepang dan sudah diuji klinis di Jepang.

"Kalau di Ponorogo pernah dipakai oleh Ponpes Gontor. Alhamdulillah santrinya juga sembuh. Sampai hari ini Gontor masih menggunakan," bebernya.

Baca juga:
Ingat! Manusia Bisa Sehat dan Sakit Berawal dari Kondisi Usus

Salah satu pasien yang sembuh setelah mengonsumsi probiotik adalah Camat Jenangan. Juga salah satu anggota DPRD Ponorogo beserta istri serta salah satu pasien dari Kecamatan Jetis.

"Pembagian nanti akan kami koordinasikan. Karena nanti dipadukan dengan obat yang ada. Karena obat lama harus tetep diminum, jeda dua jam," tambahnya.

"Kita mencoba ikhtiar. Masyarakat kecil sudah kobol-kobol istilahnya. Semua terdampak. Pendapatan pemerintah juga tidak ada. Semoga ini menjadi jalan keluar," tandas Lisdyarita.