jatimnow.com - Banjir kiriman yang sempat merendam Desa Kedungdalem dan Desa/Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo diduga akibat pembalakan liar dan tidak terawatnya hutan di daerah dataran tinggi.
Dugaan itu disampaikan anggota Komisi B, DPRD Jawa Timur, Mahdi saat memberikan bantuan paket sembako di dapur umum korban banjir di Kantor Kecamatan Dringu.
"Kemungkinan banyak pembalakan liar dan hutannya tidak terjaga lagi di daerah dataran tinggi. Sehingga akar pohon tidak lagi menyerap air saat hujan turun lebat dan menyebabkan banjir," terang Mahdi, Selasa (9/3/2021).
Baca juga:
- Dua Desa di Probolinggo Terendam Akibat Banjir Kiriman
- Banjir Surut, Warga Dua Desa di Probolinggo Berjibaku Bersihkan Lumpur
Menyikapi persoalan banjir di wilayah Dringu, Mahdi menyebut harus ada perhatian khusus di wilayah atas dengan menggembalikan kembali fungsi hutan.
Baca juga:
2 Desa di Pajarakan Probolinggo Terendam Banjir usai Hujan Deras 4 Jam
"Salah satu cara dengan melakukan penanaman pohon atau penghijauan. Jadi permasalahan ini harus dibenahi dari hulu hingga hilir. Meski dibangun tanggul, namun di atas tidak ada reboisasi, maka sulit banjir bisa dikendalikan. Jadi kedua-duanya harus dilakukan secara bersamaan," tegasnya.
Kata dia, Komisi B DPRD Jatim akan segera menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan pihak perkebunan dan kehutanan untuk lebih serius membicarakan banjir langganan di Dringu.
Baca juga:
Bantuan untuk Korban Banjir Dringu Probolinggo Terus Mengalir
"Sehingga permasalahan banjir bisa segera teratasi. Sebab terbukti di daerah Dringu tidak terjadi hujan, namun terjadi banjir akibat luapan sungai dari wilayah dataran tinggi," tambahnya.
Dalam dua pekan terakhir, banjir melanda dua desa di Kecamatan Dringu tersebut tiga kali. Dan banjir ketiga pada Senin (8/3/2021) petang hingga malam, merupakan banjir terparah.