Pixel Codejatimnow.com

Sempat Kesulitan Cari Rumah Sakit, Ibu Muda di Mojokerto Meninggal

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Supriyadi
Ilustrasi
Ilustrasi

jatimnow.com - Setelah sempat mendatangi 5 rumah sakit tapi tidak semuanya penuh, seorang ibu muda di Kabupaten Mojokerto meninggal di ruangan isolasi salah satu rumah sakit swasta.

Ibu muda yang meninggal tersebut diketahui berinisial WS (32), warga Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Ibu dua anak disebut sempat mendatangi RSUD Prof dr Soekandar, RS Mawadah Medika, RSI Sakinah, RS Kartini dan RS Dian Husada.

Kakak keponakan WS, Edwin Riki mengatakan, adiknya itu mengeluh demam dan sesak nafas sekitar pukul 01.00 WIB, Kamis (22/7/2021).

"Suami adik membawa istrinya untuk cari pengobatan di rumah sakit dengan dibawa pakai mobil pribadi. Namun rumah sakit penuh. Lalu terpaksa dibawa pulang lagi," ungkap Riki, Minggu (25/7/2021).

Riki menambahkan, sekitar pukul 05.00 Wib dirinya ditelepon untuk dimintai tolong karena adiknya itu tidak sadarkan diri.

"Dicek saturasi oksigen dengan oximeter, hasilnya saturasi oksigen diangka 40 persen. Lalu saya langsung menghubungi mobil ambulans milik relawan. Kemudian dikasih bantuan pakai oksigen kecil akhirnya bisa sadar, tapi untuk bernafas masih susah," papar dia.

Menurut Riki, adiknya itu mencari rumah sakit di wilayah Kecamatan Mojosari untuk mendapat perawatan dengan dibawa pakai ambulans relawan.

"Di Rumah Sakit Kartini penuh. Kemudian kami bawa ke RSUD Prof dr Soekandar Mojosari lewat pintu belakang, kami diminta kembali katanya yang di belakang untuk nonCovid-19. Khusus Covid-19 lewat pintu depan," tambahnya.

Masih kata Riki, adiknya itu lalu dibawa ke RS Mawadah Medika di Kecamatan Ngoro. Namun pihak rumah sakit menyebut stok oksigen sedang kosong.

"Lalu kami kembali membawa adik ke RSUD Prof dr Soekandar lewat pintu masuk depan. Sampai di situ pintu gerbang digembok, saya klakson-klakson cuek tidak ada yang mendatangi kami. Akhirnya saya turun masuk ke IGD laporan kalau adik saya saturasinya tinggal 25 sampai 30 persen butuh oksigen tekanan tinggi secepatnya," jelasnya.

"Kata perawatnya tidak bisa karena masih observasi pasien lain. Padahal di situ saya lihat cuma ada tiga sampai empat pasien dan BED masih ada yang kosong. Bahkan tenda BNPB itu juga kosong tidak ada pasien. Katanya nakesnya kurang, banyak yang terpapar Covid-19. Sedangkan nakes yang lain masih observasi pasien lain," lanjut Riki.

Baca juga:
Tas Anyaman Plastik Karya Ibu Muda Plosoklaten, Kediri Jadi Buruan Jelang Lebaran

Karena melihat kondisi adiknya semakin kritis, Riki meminta kepada tenaga kesehatan IGD RSUD Prof dr Soekandar agar memberikan pertolongan pertama dengan oksigen.

"Adik sudah tidak sadar di dalam ambulans depan pintu gerbang yang digembok itu. Kami tunggu 10 menit untuk negosiasi supaya dapat pertolongan oksigen, karena kita pakai oksigen kecil di dalam ambulans itu. Tetap tidak bisa meski hanya minta bantuan oksigen dibawa ke mobil," tuturnya.

Kemudian Riki menghubungi salah satu dokter di RS Sakinah Kecamatan Sooko. Walaupun situasi rumah sakit penuh, adiknya itu diminta segera membawanya karena mendengar kondisi adiknya kritis.

"Saya bilang ini saturasinya 25 sampai 30. Akhirnya diminta secepatnya bawa ke RS Sakinah. Sampai di sana langsung diberikan pertolongan oksigen meski harus ditangani di depan pintu masuk IGD karena BED di RS tersebut penuh. Saat masuk IGD Sakinah langsung dites swab antigen, hasilnya positif," bebernya.

Menurut Riki, hasil swab PCR keluar Jumat 23 Juli 2021 dengan hasil juga positif. Sedangkan hasil rontgen paru-parunya putih semua karena Virus Corona dan memiliki riwayat sakit asma.

Baca juga:
Jombang Miliki Ratusan Ibu di Bawah Umur 20 Tahun, Yuk Kenali Risikonya

"Memang penuh RS-nya. Tapi adik saya saturasinya bisa naik cepat sampai 70 dia sadar. Tapi satu jam drop lagi naik turun seterusnya seperti itu. Akhirnya adik saya pukul 21.00 WIB, menghembuskan nafas terakhir dan dimakamkan dengan protokol kesehatan," sambung dia.

Riki berharap, kejadian yang menimpa keluarganya, yaitu kesulitan mencari rumah sakit tidak dialami orang lain atau pasien yang kondisinya kritis.

"Masyarakat juga sangat butuh ambulans dan oksigen. Namun pinjam ambulans puskesmas sulit. Pemerintah Kabupaten Mojokerto ngeshare oksigen gratis, tapi saat didatangi habis. Yang digratiskan berapa kuota," ujarnya.

Saat ini, suami almarhumah WS sedang menjalai isolasi di Posdes Desa Warugunung, Kecamatan Pacet karena hasil swab antigen dinyatakan positif Covid-19.

"Saya dan suami adik keponakan saya swab antigen, hasilnya saya negatif dan suaminya positif. Kedua anak adik (WS), alhamdulillah sehat semua," pungkasnya.