jatimnow.com - Jazz Gunung kembali digelar di Gunung Bromo setelah 'tidur panjang' akibat Pandemi Covid-19 yang masih melanda.
Event ini diharapkan bisa mendongkrak gairah masyarakat untuk berwisata, khususnya di zona wisata BST (Bromo, Tengger, Semeru).
Konser musik jazz yang digelar atas kolaborasi bersama pemerintah itu disebut bakal menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jatim, Heru Tjahyono menyebut, pagelaran musik yang berlokasi di kawasan amfiteater wisata Gunung Bromo itu telah mendapat izin dan siap digelar pada Sabtu (25/9/2021).
"Provinsi hanya memberikan dukungan. Sekali lagi bu gubernur mengingatkan tentang prokes. Selama izinnya sudah dikeluarkan, maka pemerintah harus memfasilitasi agar masyarakat tetap aman dan tidak terkonfirmasi positif Covid. Maka prokesnya harus jalan," ucap Heru, Jumat (24/9/2021).
Heru menambahkan, konser musik pertama di tengah pandemi ini merupakan uji coba. Sehingga perlu pengawasan lebih dari pemerintah dan Satgas Covid-19 setempat.
Kabupaten Probolinggo yang menaungi Gunung Bromo tercatat telah turun level 2. Sehingga pengoperasian tempat-tempat wisata dan pertunjukan bisa kembali digelar dengan kapasitas terbatas.
"Sesuai Inmendagri, kalau level dua kapasitasnya 25 pesen. Level satu 50 persen dan itu harus diikuti dan harus izin," tegas dia.
Heru juga menjelaskan, Provinsi Jatim telah siap kembali membuka tempat-tempat wisata, salah satunya wisata alam. Apalagi, warga di sekitar Bromo telah tervaksin 100 persen.
"Vaksinasi masyarakat di sini sudah 100 persen. Tadi sudah mau kita coba dan ini perlu dicatat. Pesennya ibu gubernur juga harus dimasukkan ke Aplikasi PL (PeduliLindungi). Karena aplikasi itu adalah alat untuk mereka melakukan kegiatan, masuk pasar, masuk mal," terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, Sinarto menyebut bahwa Jazz Gunung akan digelar dengan kapasitas 25 persen dari kapasitas normal 2000 penonton.
"Kalau jumlahnya sekitar 2000 kata Pak Sigit (ketua panitia). Lha kemarin hanya dapat jatah 300 penonton," jelas Sinarto.
Jazz Gunung 2021 ini akan diramain Ring of Fire Project feat Fariz RM, JANAPATI (Dewa Budjana dan Tohpati), Dua Empat, Surabaya Pahlawan Jazz dan The Jam’s (Otti Jamalus dan Yance Manusama).
Baca juga:
4 Spot Wisata Populer di Bromo Ganti Nama, Berikut Daftarnya
Konser ini memiliki tiga tarif yang dapat diakses di www.jazzgunung.com dengan tarif Tribune Rp 750 ribu, VIP Rp 1 juta dan VVIP Rp 1,25 juta. Semua penonton wajib memakai masker berstandar SNI lengkap dengan protokol kesehatan.
Sebelum masuk, penonton juga diwajibkan melakukan rapid test antigen untuk menghindari klaster. Selain itu, penyelenggara juga menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer dalam jumlah yang memadai.
"Nanti ada PeduliLindungi dan sudah dicek sama dokter Kohar dari dinkes. Itu sudah dilihat dari depan, nanti alur masuk bagaimana, alur keluar bagaimana. Lalu nanti BPBD juga melakukan sweeping kepada orang-orang yang berkerumun, nanti akan diingatkan dan ini memang harus hati-hati betul," terang dia.
Pemprov Jatim beri bantuan ke warga Tengger
Dalam kunjungannya, selain meninjau kesiapan prokes di sana, Heru yang didampingi sejumlah kepala OPD Pemprov Jatim juga menyerahkan bantuan Gubernur Khofifah Indar Parawansa kepada warga Tengger.
"Bantuan-bantuan ini adalah bantuan dari Pemprov Jawa Timur, termasuk ada bantuan puspa, terus desa berdaya. Semua itu disampaikan oleh ibu (gubernur) melalui kami, diutus di sini. Dan yang ketiga adalah ini rangkaian Hari Ulang Tahun Pemprov Jatim yang ke-76," ucapnya.
Baca juga:
7 Tempat Wisata Apik di Malang yang Wajib Dikunjungi
"Harusnya ibu hadir di sini. Tapi karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggal, maka ini diwakilan pada kami," tambah Heru.
Sekda Pemprov Jatim, Heru Tjahyono saat penyerahan bantuan kepada warga Tengger
Bantuan itu merupakan bagian dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemprov Jatim kepada 19 desa di Kabupaten Probolinggo senilai total Rp 1.827.250.000 di Tahun 2021.
Bantuan modal usaha bagi kelompok perempuan melalui program Jatim Puspa (Pemberdayaan Usaha Perempuan) tersebut disalurkan dalam bentuk modal usaha bagi kelompok perempuan dengan sasaran 38 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Sapikerep.
Program Jatim Puspa itu bertujuan meningkatkan keberdayaan sosial ekonomi rumah tangga berbasis perempuan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi, sekaligus membantu pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.