Pixel Codejatimnow.com

Pilihan Pembaca: Razia Valentine, Serbuan Klaper, Sawah Banjir

Editor : Redaksi  
Salah satu pasangan ketika terjaring razia valentine oleh Satpol PP Kota Mojokerto. (Foto: Herman for jatimnow.com)
Salah satu pasangan ketika terjaring razia valentine oleh Satpol PP Kota Mojokerto. (Foto: Herman for jatimnow.com)

jatimnow.com - Belasan pasang sejoli yang terjaring razia di hari valentine di beberapa hotel Kota Mojokerto, menjadi salah satu pilihan pembaca pada Selasa (15/2/2022).

Juga berita tentang serbuan serangga klaper di Jembatan Ngrame. Serta 220 hektare sawah di Ponorogo terancam gagal panen.

Redaksi merangkum ketiganya.

13 Pasangan Terjaring Razia Malam Valentine di Kota Mojokerto

Plt Kasatpol PP Kota Mojokerto, Heryana Dodik Murtono mengatakan, dari 13 pasangan itu ada beberapa orang yang tidak membawa identitas diri.

"Semua pasangan yang terjaring berada di satu kamar baik di hotel dan rumah kos yang kami razia. Ada juga yang masih belum punya KTP," kata Dodik kepada wartawan, Selasa (15/2/2022).

Ribuan Klaper Serbu Jembatan Ngrame Mojokerto, 10 Pengendara Motor Terjatuh

Hewan serangga seperti kupu-kupu atau warga menyebut klaper berkumpul di Jembatan Ngrame, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.

Baca juga:
Balap Liar di Dam Wiroborang, Puluhan Remaja Diamankan Polres Probolinggo Kota

Hewan ini beterbangan mencari penerangan dari cahaya lampu pengendara yang melintas. Saking banyaknya, klaper membuat pengendara panik.

Lendir yang dikeluarkan oleh hewan berwana putih itu juga membuat jalan licin. Akibatnya, beberapa pengendara sepeda motor terjatuh. Bahkan truk kontainer tidak bisa melaju karena rodanya tak bisa berputar.

Terendam Banjir, 220 Hektare Sawah di Ponorogo Terancam Gagal Panen

Tidak hanya merendam sejumlah rumah, banjir juga menggenangi ratusan hektare sawah di Ponorogo. Akibatnya, sawah di Ponorogo terancam gagal panen atau mengalami fuso.

Baca juga:
6 Orang Diduga Joki Diamankan Polres Bangkalan dalam Razia Balap Liar

"Ada 220 hektare sawah yang terendam," ujar Petugas Organisme Pengendali Tanaman (POPT) Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, Suwarni, Selasa (15/2/2022) .

Dia menjelaskan, 220 hektare itu nanti jika air surut bisa pulih dan kembali produksi. Namun jika tidak surut, bisa terancam fuso.