Pixel Code jatimnow.com

Ketua PBNU, Gus Fahrur Minta PKB Lakukan Komunikasi Publik Secara Santun

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Ni'am Kurniawan
Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) - (Foto: Dok. jatimnow.com)
Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) - (Foto: Dok. jatimnow.com)

Surabaya - Postingan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) melalui akun Twitternya @cakimiNOW dengan foto kaos bertuliskan 'Warga NU Kultural Wajib Ber-PKB, Struktural Sakarepmu' mendapat respon dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dalam postingan 16 Mei 2022 itu, Cak Imin menulis caption: "Foto kiriman Kyai Imam Jazuli Cirebon, keren banget kaosnya, maturnuwun Kyai".

Postingan itu mendapat komentar dari netizen, hingga respon Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau yang akrab disapa Gus Fahrur.

"Sebenarnya struktural dan kultural itu ya nggak ada. NU itu ya dari kultural. Saya juga dari kultural. Sehingga dikotomi itu sudah tidak sah," ucap Gus Fahrur kepada jatimnow.com, Rabu (25/5/2022).

Gus Fahrur menjelaskan, pada dasarnya struktural di NU tidak pernah ada. Mulai dari pembelajaran hingga pengajaran di NU, hampir semua berangkat dari kultural.

"Kemudian yang di struktural itu, kiai-kiai itu berangkatnya juga dari kultural, Ketua PWNU Jatim Kiai Marzuki itu juga berangkat dari kultural. Dia kiai punya pesantren, ya kultural juga. Saya juga memimpin pesantren, Gus Yahya juga memimpin pesantren. Semuanya itu dikotominya nggak berlaku," sambung Pengasuh Ponpes An-Nur, Malang itu.

Sehingga, lanjut Gus Fahrur, kewajiban kultural NU untuk ber-PKB, dia pastikan tidak ada. Untuk itu, dia meminta warga NU tidak perlu merasa tertekan dan memikirkan tagline tersebut. Karena menurutnya, NU sejatinya adalah rumah besar yang secara lahiriyah tidak terkontaminasi dengan partai politik apapun.

"Adapun kewajiban itu sesungguhnya tidak ada, karena kita kan harus kembali ke khittoh kan. Bahwa NU itu tidak menjadi bagian partai politik manapun. NU harus jadi rumah besar untuk semua warganya yang tidak muat jika diwadahi PKB, sehingga ada di mana-mana," paparnya.

Baca juga:
Perseteruan Bupati Bojonegoro dan Wakilnya Ditarik ke PDIP Jatim

Dari tagline tersebut, Gus Fahrur menilai penggunaan kata 'Struktural Sakarepmu' malah mengandung kesan jika PKB kurang sopan terhadap ulama dan kiai di kepengurusan PBNU saat ini.

"Sak karepmu itu kan sebenarnya bahasa yang tidak sopan. Masak ya yang namanya struktural itu kan mulai rais aam, kiai-kiai, masak diomongin sak karepmu. Kan ya nggak sopan. Mosok ngomong (masak bicara) sak karepmu pada bapak kita? Kan ya nggak sopan," tutur Gus Fahrur.

Sehingga, ia menyarankan agar PKB melakukan komunikasi publik secara santun agar tidak menjadi semakin meruncingkan konflik.

"Saya minta seharusnya ada bahasa komunikasi yang baik, sehingga ini tidak semakin meruncing. Seharusnya momen Hari Raya (Idul Fitri) itu kita seharusnya baik-baiklah ketemu, ngopi, jangan malah saling lempar statement itu malah merugikan," ujarnya.

Baca juga:
Politisi Gerindra Siap Jembatani Konflik Ayu Ting Ting dan Netizen Bojonegoro

Tangkapan layar postingan Twitter Cak Imin pada 16 Mei 2022Tangkapan layar postingan Twitter Cak Imin pada 16 Mei 2022

"Kalau NU, itu secara garisnya memang bukan lembaga politik dan dia membebaskan warganya untuk memilih siapapun. Memang secara historis, bukan hanya PKB, tapi PPP juga punya historis dengan NU," jelas Gus Fahrur.

Di sisi lain, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquh (Gus Yahya) juga mengeluarkan celetukan tentang NU dan PKB. Video berisi celetukan Gus Yahya itu diunggah akun TikTok @mohammadwasroni.

"Warga NU wajib berbahagia, kalau PKB sakarepmu," ucap Gus Yahya dalam video itu, seperti dilihat jatimnow.com.