Pixel Code jatimnow.com

Ungkap Rasa Syukur, Nelayan di Tulungagung Gelar Labuh Laut

Editor : Arina Pramudita   Reporter : Bramanta Pamungkas
Nelayan menggelar upacara adat labuh laut di Pantai Sine, Tulungagung. (Foto-foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Nelayan menggelar upacara adat labuh laut di Pantai Sine, Tulungagung. (Foto-foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

Tulungagung - Ratusan nelayan tradisional di Pantai Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, menggelar upacara adat labuh laut. Upacara ini digelar setahun sekali, setiap Hari Jumat Kliwon atau Pon Bulan Selo dalam sistem kalender Jawa. Mereka menggelar upacara tersebut sebagai bentuk syukur atas hasil tangkapan ikan di laut selama ini.

Ritual tradisi ini diawali dengan kenduri bersama. Para nelayan dan warga setempat berdoa bersama dengan ragam sesaji yang sudah disiapkan. Setelah itu mereka mengarak sesajen dan harip-harip atau sembonyo.

Harip-harip ini merupakan boneka ikan yang terbuat dari tepung dan kacang hitam. Masyarakat kemudian membentuk adonan tepung ini menyerupai ikan lengkap dengan mata. Setelah prosesi arak-arakan, mereka lalu melarung sesaji ke laut dan melemparkan harip-harip di sepanjang pantai sambil meneriakkan ragam ikan laut yang biasa mereka tangkap.

Harip-harip, boneka ikan yang terbuat dari tepung dan kacang hitam dalam gelaran adat labuh laut di Tulungagung.Harip-harip, boneka ikan yang terbuat dari tepung dan kacang hitam dalam gelaran adat labuh laut di Tulungagung.

Baca juga:
DPD Matra Jember Dikukuhkan, Ketua DPW Jatim: No Baper!

Jaiman, Ketua Panitia Labuh Laut menerangkan, tradisi ini sudah dilakukan oleh nelayan sejak zaman dulu. Selama prosesi Labuh Laut berlangsung, nelayan diimbau tidak melakukan aktivitas melaut. Mereka diminta untuk fokus mengikuti upacara adat tersebut.

"Tradisi Labuh Laut adalah momentum yang tepat sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih atas hasil tangkapan ikan nelayan selama ini," ujarnya, Jumat (3/6/2022).

Baca juga:
Bupati Trenggalek Sampaikan Pesan Lingkungan pada Pahargyan Adat Longkangan

Pelemparan harip-harip ke laut juga mempunyai makna tersendiri. Setiap melempar ke laut, nelayan menyebut beberapa jenis ikan seperti layur dan tongkol. Mereka berharap tangkapan ikan akan bertambah setiap melaut. Selain melakukan ritual tersebut, mereka juga menggelar Wayang Krucil di tepi pantai.

"Ke depannya kita berharap upacara adat Labuh Laut ini bisa menjadi destinasi wistawan," pungkasnya.