Pixel Codejatimnow.com

BI Luncurkan Buku Sejarah Heritage, Ceritakan Perkembangan Ekonomi Kediri

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Peluncuran dan Bedah Buku Membangun Kemakmuran di Pedalaman: Bank Indonesia dalam Perkembangan Ekonomi Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Peluncuran dan Bedah Buku Membangun Kemakmuran di Pedalaman: Bank Indonesia dalam Perkembangan Ekonomi Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

Kediri - Bank Indonesia Kediri meluncurkan buku Sejarah Heritage. Awal berdiri hingga peran mereka membangun ekonomi di Kota Kediri ini ditulis dalam buku berjudul Membangun Kemakmuran di Pedalaman: Bank Indonesia dalam Perkembangan Ekonomi Kediri tersebut.

Peluncuran buku Sejarah Heritage Bank Indonesia Kediri ini digelar pada Rabu, (31/8/2022) secara hybrid di Aula Lantai 5, Kantor Bank Indonesia Kediri.

Secara garis besar, buku yang ditulis oleh Bank Indonesia Institute ini menceritakan kesuburan alam yang dimiliki oleh pedalaman Kediri, mampu menjadikan Kediri kaya akan hasil produksi pertanian sejak zaman pra-kolonial.

Berlimpahnya produksi pertanian hasil budidaya komoditas komersial seperti kopi, tebu, lada, dan kayu manis memberikan dampak positif terhadap perekonomian di wilayah Kediri. Ini menempatkan Kediri pada peran penting di perekonomian global pada masa itu.

Produk-produk pertanian berkualitas ekspor yang dihasilkan dari wilayah Kediri mengalir ke Surabaya yang merupakan gerbang ekspor untuk wilayah pedalaman Jawa Timur menuju pasar dunia.

Perkembangan kawasan dan perekonomian wilayah ini menjadi kunci yang melatarbelakangi keputusan Direksi De Javasche Bank (DJB) untuk mendirikan kantor cabangnya, yaitu DJB Agentschap Kediri pada 2 Juli 1923.

Pengunjung melihat foto-foto heritage Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)Pengunjung melihat foto-foto heritage Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

Kehadiran DJB Agentschap Kediri saat itu memiliki peran penting bagi perekonomian Kediri. Ekspansi kredit yang dilakukannya menjadi katalis dalam pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian dan perkebunan turut mengantarkan ekonomi Kediri menuju masa kejayaan di era kolonial.

Selepas kemerdekaan, DJB dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia dan juga Bank Sentral Republik Indonesia pada tahun 1953. Sebagai dampaknya, beberapa eks kantor cabang DJB yang berada di berbagai daerah beralih menjadi kantor cabang Bank Indonesia.

Baca juga:
Warga Luar Kota Ikut Menyerbu Penukaran Uang Baru di Ponorogo

Salah satunya adalah DJB Agentschap Kediri, yang sekarang dikenal sebagai Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kediri. Kantornya tak berubah. Berada di sudut antara Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Brawijaya Kota Kediri. Bank Indonesia Kediri juga berada dekat dengan Jalan Dhoho yang menjadi jantung kota Tahu ini.

Buku ini hadir sebagai upaya untuk melengkapi dokumentasi memori institusi Bank Indonesia dan menjadi bagian dari referensi pembelajaran untuk memaknai perjalanan sejarah ekonomi yang terjadi di Indonesia.

“Buku ini adalah buku ke-14 dari Seri Sejarah dan Heritage Bank Indonesia. Kediri adalah salah satu dari 16 KPwBI di berbagai daerah yang memiliki sejarah panjang sejak zaman Hindia Belanda,” kata Direktur Bank Indonesia Institute (BINS) Arlyana Abubakar usai peluncuran buku.

“Sebagai bank sentral, sejarah BI tidak lepas dari sejarah perekonomian bangsa. Sejarah heritage BI Kediri menjadi bagian ingatan kolektif masyarakat Kediri. Harapannya buku ini dapat menjadi referensi semua pihak, tidak hanya akademisi dan pemerhati sejarah, tapi juga bagi pembuat kebijakan di daerah agar dapat menyusun kebijakan dengan basis sejarah,” tambah Arlyana Abubakar.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Kediri Moch. Choirur Rofiq mengatakan melalui peluncuran buku ini diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk mengembangkan sumber ekonomi baru yang berkelanjutan berdasarkan pengalaman sejarah dan potensi Kediri.

Baca juga:
Marak Jasa Penukaran Uang di Pinggir Jalan, Ini Tanggapan BI Malang

“Utamanya dalam rangka membangkitkan ekonomi Kediri pascapandemi Covid-19 dan menggapai kembali masa-masa kejayaan Kediri sebagai kawasan industri, pertanian, serta perniagaan.” kata Moch. Choirur Rofiq.

Acara dilanjutkan dengan bedah buku dengan pembicara Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Jember, Prof. Nawiyanto, Ph.D.; Dosen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga, Dr. Sarkawi B. Husain; dan Dosen Ekonomi Universitas Jember, Aditya Wardono, Ph.D; dengan moderator Analis Eksekutif BINS, Rita Krisdiana.

Buku ini dapat dibaca secara lengkap di Perpustakaan Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia, serta secara digital dapat diakses melalui website Bank Indonesia di bagian publikasi.