jatimnow.com - Komisi A menyapa warga di Kecamatan Bubutan saat gelaran reses DPRD Surabaya. Di sana Sekretaris Komisi A Budi Leksono menerima keluhan aktivitas kader Surabaya Hebat yang dirasa semakin berat.
"Harapan kami dengan apa yang dikerjakan kader yang begitu banyak, karena ngapunten (maaf) ya, yang dikerjakan itu sudah melampaui pekerjaan Ibu-ibu rumah tangga," ucap Suprapti, salah satu koordinator kader Surabaya Hebat RW 3, Kelurahan Tembok Dukuh, Bubutan, Selasa (18/10/2022).
Menurutnya, kinerja para kader Surabaya Hebat semakin ketat, namun tidak ditopang dengan fasilitas insentif yang memadai.
Para kader diberikan insentif Rp400 ribu setiap bulan. Tetapi dipotong PPN 10 persen, hingga kader hanya menerima Rp387 ribu.
"Jadi harapan kami mungkin ada fasilitas atau insentif apa yang sedikit dinaikkan, atau fasilitas gadget atau apa gitu. Kita berharap insentinf sama dengan RT boleh lah. Itu saya sekedar harapan, kalau semua kita pasrahkan," jelasnya.
Berbeda dengan kader Surabaya Hebat, Ketua RW 3 Taufik Rahman menginginkan Pemkot Surabaya menambah anggaran bagi permakanan lansia dan yatim piatu, mengingat naiknya harga BBM berimbas pada kenaikan bahan pokok.
"Kemarin sebenarnya sudah ada isu naik jadi 15 ribu, tapi nggak tau kenapa kok tidak jadi," ucap Taufik.
Baca juga:
Penjualan Miras Online Kian Ramai, DPRD Surabaya: Apakah Pemerintah Menyadari?
Momen Buleks menyapa warga Kecamatan Bubutan saat reses DPRD Surabaya.
Menurutnya, anggaran sebesar Rp11 ribu per orang terlalu mepet jika dikelola untuk permakanan. Taufik mengaku, di wilayahnya ada sekitar 50 lansia yang ia urus ditambah 20-30 anak yatim.
"Pelaksana dan penyedia dari warga yakni swadaya per makanan itu Rp11 ribu, nasi, sayur, lauk, buah, dan air," tandasnya.
Menanggapi keluhan warga, Sekretaris Komisi A DPRD Surabaya Budi Leksono memastikan pihaknya segera duduk bareng dengan dinas terkait.
Baca juga:
Dua Tahun Kepemimpinan Eri-Armuji, Masalah KTP Digital Disorot
"Ini suara-suara dari kader dan pak RW akan kita sampaikan ke Pemerintah Kota. Mengenai anggaran-anggaran yang disebutkan tadi, kalau itu memang bagian dari kebutuhan kader kita dan kebutuhan masyarakat, memang harus diperjuangkan secara serius," ucap Buleks, sapaan akrabnya.
Buleks mengaku anggaran permakanan Rp11 ribu cukup rendah jika harus menopang gizi bagi lansia di tengah beban harga pokok yang terus naik.
"Urusan permakanan ini memang harus ditambah, anggaran Rp11 ribu ini sudah tahun berapa, nah sekarang BBM sudah naik, ngatur gizinya ini kan kesusahan mereka," tegas politisi PDIP Surabaya tersebut.