jatimnow.com - Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Grand City, Surabaya menjadi wujud dukungan pemerintah mengupayakan pertumbuhan industri dan ekonomi di tingkat daerah.
"Saya meyakini bahwa kegiatan IBF 2022 yang mempertemukan seluruh stakeholder industri baja nasional akan menjadi salah satu tonggak penting dalam sinergi dan kerja sama pengembangan industri nasional," ucap Kepala Dinas Perindustrian & Perdagangan Jawa Timur Iwan, mewakili Gubernur Jatim, Jumat (2/12/2022).
Iwan mengatakan, Jawa Timur merupakan provinsi kedua penopang pertumbuhan ekonomi nasional setelah DKI Jakarta. Sehingga, Jawa Timur menjadi salah satu tuan rumah dalam perhelatan IISIA tahun ini.
"Jawa Timur adalah penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa, dengan kontribusi sebesar 25,51 persen setelah DKI Jakarta sebesar 29,23 persen," imbuh Iwan.
Alasan kedua, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan ketiga tahun 2022 ini juga mulai menunjukan harapan positif terhadap pemulihan ekonomi yang telah meningkat 5,58 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.
Iwan mengatakan, terdapat tiga sektor yang menjadi penopang utama ekonomi Jawa Timur, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor pertanian.
Baca juga:
Terima DIPA dan TKD 2025, Pemprov Jatim Siap Maksimalkan Anggaran
"Saya berharap penyelenggaraan acara IBF 2022 akan dapat mendorong kegiatan ekonomi secara khusus dengan mempromosikan Jawa Timur sebagai tempat berinvestasi bagi perusahaan baja, baik investor lokal maupun nasional. Sukses terus untuk IISIA Business Forum, industri baja nasional untuk indonesia maju," jelas Iwan.
Sementara, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian I Gusti Putu Suryawirawan juga mengungkapkan, industri baja nasional dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan peningkatan kinerja yang sangat baik.
Ekspor produk baja meningkat pesat dari 1,3 juta ton pada tahun 2017 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2021 dengan volume produksi meningkat dari 7,9 menjadi 14 juta ton pada kurun waktu yang sama.
Baca juga:
Pj Gubernur Jatim Pastikan Kebutuhan Logistik Korban Banjir Pasuruan Terpenuhi
"Meskipun kinerja industri baja nasional mengalami perbaikan dari sisi ekspor dan produksi, namun demikian tingkat utilisasi kapasitas industri baja nasional masih di bawah 60 persen yang terutama disebabkan oleh masih tingginya produk impor yang masih mencapai 6,6 juta ton pada tahun 2021," ucap Putu Suryawirawan.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ini, lanjutnya, perlu terus digalakkan standarisasi produk baja untuk perlindungan konsumen dan menciptakan kondisi perdagangan yang adil.
"Kebijakan investasi yang tepat juga dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan kapasitas pada sektor yang masih membutuhkan investasi dan mengendalikan investasi pada sektor yang telah mengalami kelebihan kapasitas,” tandasnya.