jatimnow.com - Warga Tulungagung mendapatkan hibah replika tengkorak fosil Homo Wajakensis, dari Museum Naturalis Biodiversity Center, Leiden, Belanda.
Replika tersebut telah dikirimkan dan rencananya akan tiba dua hari lagi. Sebelumnya Museum Tulungagung telah memiliki replika tengkorak fosil tersebut. Namun replika itu dibuat di Indonesia.
Kasubid Litbang Bappeda Kabupaten Tulungagung, Andri Syambudi menyebut, replika itu didapat setelah secara pribadi dia mengirim email ke sejumlah museum di Belanda pada awal Agustus lalu.
Dalam email tersebut, Andri mengenalkan diri sebagai warga Tulungagung dan menanyakan apakah museum itu menyimpan fosil Homo Wajakensis.
"Ada lima musuem yang saya kirim email, dan ada dua yang membalas, salah satunya dari Museum Naturalist Biodiversity Center," ujar Andri, Selasa (6/12/2022).
Dalam email tersebut, salah satu kurator di Museum Naturalis Biodiversity Center menerangkan bahwa pihaknya menyimpan fosil yang dimaksud. Andri lalu berinisiatif bertanya terkait kemungkinan mendapatkan foto dari fosil itu.
Pihak museum menjawab akan membuatkan replika fosil dan dikirim ke Tulungagung. Pada akhir bulan November, Andri mendapatkan email yang menerangkan bahwa replika sudah jadi dan akan segera dikirim.
Baca juga:
Kisah Eugene Dubois, Peneliti Homo Wajakensis
"Saya juga mendapatkan nomor resi pengiriman dan saat di cek hari ini sudah sampai Surabaya," terangnya.
Replika fosil ini sangat membanggakan bagi warga Tulungagung, karena berasal langsung dari Leiden, Belanda. Rencananya replika itu akan diletakkan di lokasi temuan fosil manusia purba Homo Wajakensis, di Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat. Tapi sementara waktu, akan disimpan di museum.
"Untuk lokasi akan kita siapkan, termasuk keamanan juga kita perhatikan," pungkasnya.
Baca juga:
Ini Penampakan Replika Fosil Homo Wajakensis dari Museum Leiden Belanda
Fosil manusia Homo Wajakensis ditemukan pertama kali oleh ahli pertambangan, B.D Van Rietschoten pada 24 Oktober 1888. Selanjutnya fosil itu diteliti oleh arkeolog Belanda, Eugene Dubois.
Dalam buku SCRIPTA GEOLOGICA: The evolutionary significance of the Wajak skulls yang ditulis Paul Storm, menerangkan bahwa Eugene Dubois memerlukan waktu seminggu untuk menyatukan fragmen tersebut menjadi tengkorak utuh. Dari hasil penelitiannya, fosil ini disebut menyerupai manusia modern saat ini.