Pixel Codejatimnow.com

Tips Pengusaha Mikro saat Ramadan, Ekonom: Jangan Modal Utang

Editor : Rochman Arief  Reporter : Farizal Tito
Ekonom Unair, Shochrul Rohmatul Ajija. (foto: dok pribadi for jatimnow.com)
Ekonom Unair, Shochrul Rohmatul Ajija. (foto: dok pribadi for jatimnow.com)

jatimnow.com - Sebagai bulan penuh berkah, Ramadan tidak hanya bicara tentang puasa, mengaji, dan ibadah lainnya. Negara dengan penduduk mayoritas muslim, Ramadan di Indonesia dirayakan dan ditandai dengan kegiatan khas, dan hanya terjadi di bulan tersebut.

Salah satunya dengan menjamurnya pedagang ultra mikro yang menjajakan dagangannya sesaat sebelum berbuka. Tandanya, Ramadan memberikan manfaat kepada banyak aspek, salah satunya aspek ekonomi pedagang.

Nah, bagi para pedagang ultra mikro, jika ingin usaha yang dijalankan saat puasa tidak sia-sia dan tetap mendapatkan untung. So, perhatikan tips berikut ini.

Ekonom Universitas Airlangga (Unair), Shochrul Rohmatul Ajija SE MEc, berpesan jangan sampai glorifikasi prospek usaha di bulan Ramadan membuat pedagang ultra mikro baru mencari modal dengan berutang.

“Skema pembiayaan (utang) untuk usaha yang sporadis seperti ini bahaya. Karena tidak sedikit yang abis lebaran menanggung utang. Dengan alasan ketipulah, salah perhitunganlah, dan tidak laku barang dagangannya,” ujar Shochrul, Selasa (22/3/2023).

Ia menambahkan agar pedagang mampu bertindak rasional dan paham akan pasar, harapannya dapat menyetok barang dengan efisien.

Baca juga:
Duo Kembar At Thobib dari Gresik Sukses Lolos SNBP Unair

“Daya beli masyarakat di bulan Ramadan itu cenderung naik dan terdistribusi. Jadi orang yang cenderung kaya akan bersedekah, sehingga orang-orang dalam kelompok masakin (miskin) mendapat tambahan income dan daya beli naik,” jelasnya.

Tidak hanya itu, aspek psikologis dan keyakinan dalam beragama, sambungnya, juga berpengaruh. Banyak masyarakat yang merasa bahwa Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk bersedekah dan mengeluarkan uang yang dimilikinya. Akibatnya demand atau permintaan cenderung naik.

Dia juga menegaskan bahwa permintaan masyarakat yang ditangkap pasar, sehingga direspon dengan bermunculan usaha-usaha ultra mikro baru.

Baca juga:
5000 Alumni Unair Pilih AMIN, Berbeda Haluan dengan Ketua IKA

Hal itu membuat para pengusaha menaikan supply atau penawaran barang yang dimiliki, untuk memenuhi permintaan masyarakat. Kenaikan tersebut akhirnya membuat titik keseimbangan juga berubah.

“Banyak orang yang sudah merencanakan income, untuk menghadapi bulan Ramadan. Ada sebagian yang memilih untuk membuat tabungan idulfitri. Nah, di kampung ada arisan Lebaran. Padahal itu uang sengaja dikumpulkan untuk Ramadan dan idulfitri,” tambah dosen Departemen Ekonomi Pembangunan tersebut.

Dia mengatakan bahwa fenomena tersebut menandakan bahwa Ramadan juga menjadi momen dalam peningkatan perekonomian masyarakat.

 
352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi
Peristiwa

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi

Pasar Banyuwangi akan direvitalisasi menjadi pusat perbelanjaan dan destinasi heritage yang terintegrasi dengan Asrama Inggrisan, eks kantor dagang Inggris.