Pixel Codejatimnow.com

Gedung SMAN 1 Kediri jadi Cagar Budaya, Bekas Markas Tentara Jepang

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Gedung SMA Negeri 1 Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Gedung SMA Negeri 1 Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Bangunan SMA Negeri 1 Kediri resmi ditetapkan menjadi cagar budaya. Gedung di Jalan Veteran Kota Kediri ini merupakan bekas markas Tentara Jepang.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menyebut bahwa gedung sekolah ini menyimpan nilai penting sejarah pendidikan dan perjuangan di zaman penjajahan Belanda.

Pada masa itu Kota Kediri menjadi pusat pemerintahan karisidenan dan juga gemeente atau kota madya. Sehingga banyak masyarakat Eropa terutama Belanda yang tinggal di kawasan gedung SMAN 1 Kota Kediri ini.

“Lalu gedung ini dibangun menjadi sekolah lanjutan atau meer uitgebreid lager onderwijs (MULO) dan hanya untuk sekolah kawasan tertentu,” kata Mas Abu, Rabu (13/9/2023).

Lanjut Mas Abu, keberadaannya saat itu lantas memberikan dampak besar bagi pendidikan di Jawa Timur khususnya Kota Kediri. Karena menjadi satu-satunya sekolah lanjutan di Karisidenan Kediri.

Baca juga:
Vinanda Prameswati, Sosok Milenial yang Diusung Golkar di Pilwali Kediri 2024

"Setelah MULO dibubarkan gedung ini pernah jadi markas Tentara Jepang, Markas BKR, Devisi Brawijaya hingga SMAN 1 Kediri," tambahnya.

Saat ini bangunan tersebut resmi menjadi cagar budaya. Pemerintah Kota Kediri telah menyerahkan sertifikat tersebut ke pihak sekolah akhir pekan lalu bertepatan dengan ulang tahun mereka ke-77.

Tampak dari depan, nuansa lama masih sangat terlihat. Atap dan bentuk bangunan yang tak berubah menjadi identitas cagar budaya ini. Hanya sedikit pemugaran untuk menjaga bangunan tetap kokoh dan enak dipandang.

Baca juga:
Bos Percetakan di Kediri Tewas saat Check In Bareng Karyawan

Mas Abu berharap warisan budaya ini bisa terus dilestarikan. Sehingga gedung ini bisa dinikmati hingga kapanpun. Sementara untuk pengembangan, sekolah bisa melakukannya pada bangunan baru yang ada di belakang.

“Saya harap ke depan juga bisa jadi tempat city tour juga. Bangunan cagar budaya memang harus digunakan dan dirawat agar tidak rusak," tandasnya.