Pixel Codejatimnow.com

Pesawat Tempur TNI AU Super Tucano TT-3103 Jatuh di Pasuruan, Kemampuannya Menakjubkan

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Yanuar Dedy
Tangkapan layar ekor pesawat TT-3103 yang jatuh di Pasuruan. (Foto : Video warga for jatimnow.com)
Tangkapan layar ekor pesawat TT-3103 yang jatuh di Pasuruan. (Foto : Video warga for jatimnow.com)

jatimnow.com - Pesawat TNI AU dilaporkan jatuh di Pasuran. Berdasarkan informasi yang beredar, pesawat itu jatuh di dekat Desa Keduwung, Kecamatan Puspo. Tepatnya di lereng Gunung Bromo.

Melalui video yang ramai di media sosial pesawat itu diketahui memiliki nomor ekor TT-3103, berbendera Indonesia.

Berdasarkan penelusuran di laman TNI AU, pesawat TT-3103 merupakan pesawat tempur taktis Super Tucano buatan Brazil yang dibeli sejak 2012 lalu. Dia datang awal bersama pesawat dengan tail number TT-3101, TT-3102 dan TT-3104.

Pesawat ini digunakan sebagai pengganti Pesawat OV-10 Bronco Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh Malang. Pesawat yang dibeli TNI AU adalah tipe EMB-314/A-29B (kursi ganda) berkemampuan serang antigerilya (counter insurgency), pengendali udara depan (forward air control), dukungan udara dekat (close air support), penyekatan dan pertahanan udara yang berkecepatan rendah sehingga dapat melakukan identifikasi musuh dimedan perang.

Baca juga:
4 Jenazah Korban Pesawat Super Tucano Dimakamkan, Dapat Kenaikan Pangkat

Selain itu, Super Tucano mempunyai kemampuan tambahan sebagai pesawat latih dan fungsi pengawasan udara (air Surveillance).

Dalam tugas operasi pesawat ini akan digunakan untuk mendukung operasi pengawal perbatasan darat dan perairan, melawan terorisme, mengawasi alur laut kepulauan, mengawasi penyelundupan di udara, darat dan perairan, mendukung operasi pasukan darat dan laut, operasi hanud secara terbatas (low speed interceptor). Serta dukungan pengintaian dan serangan udara.

Baca juga:
Pilot Pesawat Tempur Super Tucano yang Jatuh di Pasuruan Ditemukan Warga?

Kemampuan terbang dari kecepatan rendah hingga kecepatan sedang mampu mendukung operasi pertahanan udara terhadap pesawat “black flight” berukuran kecil dan berkecepatan rendah (helicopter, pesawat profiler dan pesawat tanpa awak).