jatimnow.com - Santer dikenal dengan Lumpia Stadion, jajanan yang satu ini khas di kalangan supporter sepak bola, terutama para Bonek, supporter Persebaya. Lumpia seakan menjadi jajanan wajib ketika menikmati serunya pertandingan sepakbola.
Lumpia Stadion dibuat langsung oleh warga Ngaglik Gang Kuburan, Surabaya. Disana, mayoritas warga menggantungkan kehidupannya dari Lumpia.
Dari yang sekedar berjualan keliling hingga produksi dengan skala kecil hingga besar. Dengan banyaknya warga yang memproduksi lumpia disana, hingga menjadikannya dikenal sebagai Kampung Lumpia.
Lumpia buatan Kampung Ngaglik Gang Kuburan mempunyai ciri bentuknya yang panjang dengan cita rasa yang khas. Lumpia Ngaglik mempunyai isian toge dan wortel ditambah dengan cocolan saus tauco yang menambah kenikmatan lumpia stadion
Di Kampung Ngaglik Gang Kuburan, ada sekitar 20 orang yang memproduksi lumpia dengan jumlah produksi ribuan lumpia per harinya. Serta para pemuda disana, menjual lumpia dengan berkeliling dan di tempat-tempat tertentu ketika ada event.
Salah satunya Pak Kasmono. Sudah belasan tahun Pak Kasmono membuat dan menjual lumpia. Sejak tahun 2008 Pak Kasmono mengawali usahanya itu dengan berjualan dengan berkeliling dan menjual dagangannya itu di dalam stadion ketika ada pertandingan sepak bola.
"Orang-orang sepuh dulu membuat lumpia untuk dijual ke Stadion, terus saya dorong untuk jualan keluar. Alhamdulillah diteruskan sampai generasi sekarang, sampai banyak yang memproduksi lumpia. Terus viral mangkanya dinamakan kampung lumpia," kata Pak Kasmono saat ditemui jatimnow.com, Kamis (07/12/2023).
Pak Kasmono dulu memproduksi sendiri lumpia dan menjualnya langsung ketika ada pertandingan sepak bola. Paling jauh, Pak Kasmono pernah menjajakan lumpia buatannya hingga ke Solo.
Kini, Pak Kasmono mampu memproduksi 4000 lebih lumpia per harinya dibantu dengan 20 pekerja. Lumpia buatan Pak Kasmono sudah dijual hingga ke Sidoarjo dan Gresik.
"Setiap hari ada yang ngambil, sekitar 10 orang buat dijual lagi. Alhamdulillah bisa membuat lapangan pekerjaan buat orang lain," ujar Pak Kasmono
Baca juga:
21 Inovasi Pengelolaan Posyandu Desa Junrejo Kota Batu Raih Bangga Kencana Jatim
Pak Kasmono mempunya prinsip saling berbagi rejeki kepada warga sekitar hingga membuat usaha lumpia miliknya bertahan hingga belasan tahun.
"Kita sesama manusia ya saling berbagi. Kita membagi pekerjaan kepada pemuda kepada masyarakat sekitar. Manusia itu yang penting amal," ucapnya.
Pak Kasmono mengaku usahanya itu tak terpengaruh dengan produk lumpia lain. Karena menurutnya lumpia ngaglik mempunyai penikmat tersendiri.
Begitu juga dengan Agus Efendi, warga Ngaglik Gang Kuburan yang juga memproduksi lumpia. Agus awalnya hanya berjualan lumpia dari buatan orang lain di dalam stadion.
" Kok sepertinya gampang buatnya. Akhirnya buat sendiri," kata Agus.
Baca juga:
Sukses Kelola Aset, Durensewu Kondang jadi Desa Wisata di Pasuruan
Agus sudah 15 tahun membuat lumpia. Dia mampu memproduksi 1000 lumpia per harinya. Agus mengatakan lumpia buatannya kini terjual hingga ke luar kota.
"Kalau ada event sepak bola, bisa sampai Lamongan, Madura, Gresik. Bahkan Piala Dunia Kemarin saya jualan ke Solo," ujarnya.
Agus mengatakan jika produsen lumpia di Ngaglik mendapat support penuh dari pemerintah setempat. Mulai dari pendaftaran sertifikat halal hingga pemberian gerobak.
"Kalau yang terdaftar itu, dapat gerobak dari kelurahan. Beberapa disini kalau mau daftar itu dapat," tandasnya.