Pixel Codejatimnow.com

Pedagang Mainan di Ponorogo Janji 75 Persen Gaji untuk Sosial, Kok Bisa?

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ahmad Fauzani
Baliho caleg DPRD Ponorogo dari Partai Demokrat, Nursyam Romdoni. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Baliho caleg DPRD Ponorogo dari Partai Demokrat, Nursyam Romdoni. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ada baliho Alat Peraga Kampanye (APK) calon legislatif (caleg) yang cukup mengglitik. Baliho tersebut milik Nursyam Romdoni, caleg DPRD Ponorogo dari Partai Demokrat.

Dalam baliho Nursyam Romdoni, terlihat tulisan "Dibutuhkan sebanyak-banyaknya penduduk pemilih cerdas dapil 1 untuk memilih Nursyam Romdoni. Gaji 75 persen untuk kegiatan sosial".

Saat dikonfirmasi jatimnow.com, pria penjual mainan keliling membenarkan, apa yang tertulis di APK miliknya.

“Saya tidak main-main. Itu nazar saya, mas,” ungkapnya, Jumat (5/1/2024).

Dia menjelaskan, ide itu muncul karena merasakan dewan yang telah duduk menjadi anggota legislatif rata-rata menghilang. Dia pernah mengalaminya ketika memilih anggota dewan karena janji manis.

Sejauh ia ketahui, anggota dewan yang memberi gaji untuk kegiatan sosial, entah di dapil sendiri maupun dapil luar, tidak ada. 

“Jadi ya itu nazar saya, 75 persen untuk kegiatan sosial. Semoga terwujud,” terang pria yang selalu membayar pajak dengan uang receh ini.

Londo, sapaan akrab Nursyam Romdoni mengatakan, banner dibuat seperti lowongan kerja. Dia mencari pekerjaan dan mencari pemilih yang menurutnya cerdas.

“Dalam artian tidak menjual suaranya. Nanti konsep penyalurannya ke ICWP (Info Cegatan Wilayah Ponorogo). ICWP itu berawal dari grup Facebook, lalu bergerak ke bidang sosial,” tegasnya.

Menurutnya, 75 persen nanti semuanya diberikan teman-teman ICWP. Nantinya agar dikelola secara mandiri oleh pengurus ICWP.

Baca juga:
Baliho Caleg di Gresik Ini Terlihat Simpel tapi Lengkap Informasinya, Paham?

Londo sendiri sudah aktif di Partai Demokrat 2004, mulai dia menjadi pemilih pemula hingga saat ini. Terhitung 20 tahun aktif, Londo baru memberanikan diri maju sebagai caleg di 2024 ini.

“Saat masuk politik, almarhum bapak mengarahkan ke Demokrat. Kata beliau, daripada wira-wiri ndak jelas suruh masuk Demokrat yang didirikan Pak SBY,” tegasnya.

Dia juga menjelaskan, ingin ikut kontestasi dari dulu. Namun sayangnya selalu ketinggalan info terus, sehingga baru setelah 20 tahun ini aktif.

Dia pun bermodal nekat, karena modal yang dikeluarkan untuk pembuatan banner hanya Rp200 ribu. Selebihnya, dia mendapat dukungan dari teman-teman dan partai.

“Banyak dibantu teman. Kalau bahasnya wul-wul-an (gotong royong atau iuran),” paparnya.

Baca juga:
Baliho Caleg Berbahasa Daerah di Bangkalan, Lebih Dekat dengan Pemilih

Dekan Fisip Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ayub Dwi Anggoro mengatakan apapun yang dipasang oleh caleg itu sah-sah saja. Misalkan, memasang 75 persen gaji diberikan.

“Tapi menurut saya, itu tidak diberikan edukasi nilai apa yang akan diperjuangkan. Walaupun tujuannya mempengaruhi masyarakat nilai edukasi menjadi bagian harus ada,” tegasnya.

Sebenarnya, kata dia, lebih baik memberikan tawaran yang mau dilakukan ketika dipilih masyarakat.

“Apa dia berjuang pendidikan, pertanian. Bisa disampaikan. Agar warga tidak memilih kucing di dalam karung,” pungkasnya.