jatimnow.com - Ratusan warga dari empat desa menggelar tradisi upacara ulur-ulur di Telaga Buret di Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. Tradisi ini merupakan wujud syukur atas pemberian air yang berlimpah sepanjang tahun.
Air di telaga tersebut selama ini tidak pernah kering meski di musim kemarau panjang. Masyarakat memanfaatkan air telaga Buret untuk keperluan pertanian.
Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno mengatakan, setiap tahun warga di Desa Ngentrong, Gamping, Sawo dan Gedangan melaksanakan upacara adat ulur-ulur di Telaga Buret. Tradisi ini termasuk dalam kalender wisata Tulungagung.
"Upacara ulur-ulur merupakan cara masyarakat mensyukuri air dari Telaga Buret yang mengalir sepanjang tahun," ujarnya, Jumat (24/05/2024).
Tradisi ulur-ulur di Telaga Buret telah diakui secara nasional sebagai warisan budaya tak benda. Maka dari itu, masyarakat harus tetap melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal ini.
Baca juga:
Festival Endhog-endhogan, Cara Banyuwangi Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
"Ulur-ulur juga merupakan identitas keanekaragaman dari Tulungagung, maka tradisi yang ada harus dilestarikan," terangnya.
Heru menjelaskan, tradisi ulur-ulur di Telaga Buret masih perlu pengemasan yang baru. Agar dapat menarik wisatawan ke Telaga Buret.
"Harus dikemas lagi, supaya dari tradisi dan entertainment juga dapat. Agar wisatawan luar daerah bisa tertarik ke sini," paparnya.
Baca juga:
Tradisi Unik Maulid Nabi di Bangkalan, Berebut Barang hingga Ternak
Di sisi lain, Telaga Buret juga menjadi salah satu tempat yang menjadi calon Geopark. Namun, secara infrastruktur dan sarana masih perlu diperbaiki kembali.
"Yang perlu dibenahi infrastruktur. Telaga Buret masih kurang spot fasilitas untuk wisatawan," pungkasnya.