Pixel Code jatimnow.com

Relokasi PKL untuk Renovasi Alun-Alun Jember Tuai Protes IKA PMII

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Sugianto
Ketua IKA PMII Jember Hadinuddin ketika ditemui wartawan (Foto: Sugianto/jatimnow.com))
Ketua IKA PMII Jember Hadinuddin ketika ditemui wartawan (Foto: Sugianto/jatimnow.com))

jatimnow.com - Upaya Pemkab Jember untuk melakukan renovasi Alun-Alun dengan merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) ke Jalan Kartini, menuai protes dari Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jember.

Ketua IKA-PMII Jember, Hadinuddin menyampaikan, renovasi Alun-Alun Kota Jember tidak bisa dilakukan segampang itu.

Dikatakannya, ini dinilai tidak memberikan kemanfaatan ekonomi yang baik bagi masyarakat, khususnya PKL. Seharusnya Pemkab Jember lebih tepat melakukan penataan atau relokasi PKL sesuai dengan cita-cita dari kepala daerah sebelumnya.

“Banyak warga (PKL) yang menggantungkan hidupnya di situ. Artinya, rasa kemanusiaan mau ditindih untuk kepentingan keindahan estetika. Ini menurut saya sudah di luar batas," tegasnya, Senin (3/6/2024).

Hadinuddin mengatakan, IKA-PMII Jember akan mengambil tindakan, baik melalui dialog maupun aksi untuk memprotes relokasi PKL tersebut.

Diketahui, upaya renovasi Alun-Alun Kota Jember yang dilakukan oleh Pemkab Jember dimulai hari ini. Puluhan PKL yang biasa berjualan di Alun-alun Kota Jember saat ini direlokasi di wilayah barat dekat Masjid Jami' Al Baitul Amien lama.

“Bukan hanya puluhan, tapi ribuan yang menggantungkan hidupnya di sana. Sistem relokasinya dengan memindah tempat, mereka (PKL) masih bisa berjualan. Itu menurut saya juga tidak memenuhi syarat,” tegasnya.

Menurut pria yang juga Anggota DPRD Provinsi Jatim, PKL tidak akan bisa berjualan di Alun-Alun begitu selesai direnovasi. Ini akan memberatkan PKL, yang otomatis pendapatannya akan menurun.

"Berkaca ke Malioboro Yogjakarta, ketika mencari PKL sudah dipindahkan, di samping Kantor DPRD," ucapnya.

Baca juga:
Besok CFD Tulungagung Kembali Dibuka dengan Penataan Baru

Hadinuddin menuturkan, seharusnya dilakukan relokasi yang terintegrasi dan mengakomodir kebutuhan PKL itu sendiri.

“Misal di Jalan Kartini juga tidak mungkin, kenyamanan orangnya di mana. Maka menurut saya, hentikan itu proses relokasi. Dipikir dulu, apalagi hal ini bukan hal yang mendesak untuk Jember,” tegasnya.

Menurutnya, urusan perut para PKL lebih penting, apalagi sampai para PKL memiliki pinjaman untuk usahanya.

"Harusnya yang tepat, tinggal menata saja yang baik PKL itu, sehingga memberikan efek positif dan pendapatan, baik bagi (bagi) PKL ataupun (bagi) pemerintah,” imbuhnya.

Baca juga:
154 PKL Pasar Loak Dupak Ditertibkan Satpol PP Surabaya, Alasannya Bikin Macet

Hadinuddin menambahkan, renovasi alun-alun Kota Jember harusnya memenuhi kebutuhan masyarakat secara tepat.

“Masyarakat kita ini kan hanya mencari tempat untuk hiburan yang murah meriah dan mudah diakses. Tanpa perlu mengeluarkan biaya besar. Apalagi Alun-Alun itu konsepnya dulu, bukan untuk taman kota atau estetika tampilan. Dulu dibangun untuk jadi aktifitas ekonomi dan kegiatan masyarakat secara umum,” paparnya.

Sayangnya, menurut Hadinuddin, banyak kepala daerah yang tidak memahami sejarah tentang keberadaan Alun-Alun.