jatimnow.com - Upaya pengembangan kawasan pesisir Surabaya Waterfront Land (SWL) masih terus berlanjut. Rencananya, proyek yang menjadi agenda strategis nasional itu bakal mereklamasi laut mulai dari area Kenjeran hingga ke Wonorejo.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku pengembangan kawasan pesisir ini merupakan kebijakan dari kementerian.
Sebab, proyek itu termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Namun, kendati ada di ranah pemerintah pusat, Eri berharap proyek ini bisa meningkatkan kesejahteraan warganya di sana.
"Kita juga menyampaikan sosialisasi, dari kementerian juga. Tapi yang pasti, PSN ini harus bisa merubah taraf hidup sekitarnya, jangan sampai mereka akan semakin terpinggirkan," kata Eri, ditemui usai Paripurna DPRD, Kamis (1/8/2024).
Dia menjelaskan, bagaimana caranya warga di sana melalui program itu bisa sejahtera. Artinya, investor, menurut dia, harus menyampaikan seperti apa programnya. Sosialisasi ini, menurut dia, penting. Sehingga semua pihak yang terlibat juga harus turut mensosialisasikan.
Baca juga:
Pembangunan Surabaya Waterfront Land, Eri Cahyadi Janji Pertahankan Lingkungan
"(Pengembang) belum bertemu. Karena PSN ini harus sosialisasi dulu. Sehingga saya akan melihat dulu dan mendengarkan apa yang disampaikan masyarakat," ucapnya.
Eri menegaskan, yang terpenting dari proyek ini adalah kesejahteraan masyarakat. Artinya, apapun yang dilakukan pengembang mengenai proyek itu, dia hanya meminta warga sekitar, utamanya nelayan harus sejahtera.
"Pesen saya adalah kesejahteraan para nelayan. Hidupnya harus lebih sejahtera. Kita sudah sampaikan surat terkait dengan keluhan nelayan dan mangrovenya juga ke kementerian," ujarnya.
Baca juga:
Warga Keberatan Proyek Surabaya Water Frontline, Ini Sikap DPRD Jatim
Seperti yang diketahui, proyek ini akan membentang sepanjang 7,3 kilometer mulai dari Kenjeran hingga Wonorejo. Nantinya, pengembang akan membuat empat pulau buatan di sana dengan kegunaan yang berbeda. Area Blok A bakal memiliki luas 84 hektar. Di sana bakal menjadi pusat pariwisata dan hunian.
Kemudian ada juga pulau B yang akan menjadi pusat kegiatan nelayan. Luasnya mencapai angka 120 hektar. Lalu ada pulau C dengan luasan 260 hektar untuk pengembangan maritim. Kemudian yang terakhir pulau D dengan luasan 620 hektar untuk pusat hiburan dan bisnis.