Pixel Code jatimnow.com

Dampak PMK, Penurunan Harga Sapi di Tulungagung Capai Rp4 Juta

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Bramanta Pamungkas
Petugas menyemprot disenfektan di kandang sapi. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Petugas menyemprot disenfektan di kandang sapi. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Dampak PMK mulai dirasakan oleh peternak sapi di Kabupaten Tulungagung. Harga jual sapi kini mulai menurun.

Beberapa pedagang memilih untuk tidak melakukan transaksi jual beli sapi. Hal ini dilakukan guna mengantispasi menyebarnya penyakit tersebut.

Namun pilihan ini membuat mereka mengalami kerugian, karena mereka tetap mengeluarkan biaya pakan ternak sapinya.

Salah seorang peternak sapi di Desa Sumberingin Kulon, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulunagung, Agung Sunarso mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran PMK, pihaknya melakukan sejumlah langkah penanganan.

Selain terus memantau kesehatan ternaknya, mereka juga memberikan tambahan vitamin dan suplemen.

"Kita membuat jamu dari rempah-rempah seperti kunyit, jahe dan lainnya, ini fungsinya untuk meningkatkan sistem imun dalam tubuh sapi, kita berikan sehari dua kali," ujarnya, Sabtu (4/1/2024).

Temuan PMK ini menyebabkan harga sapi turun. Agung menuturkan penurunan harga mencapai Rp4 juta per ekor. Sebelumnya, harga 1 ekor sapi mencapai Rp20 juta, kini turun menjadi Rp16 juta per ekor.

Baca juga:
PMK di Ponorogo: 157 Sapi Terjangkit, Hanya 1 Ekor Mati

Kondisi ini membuat Agung memilih untuk tidak melakukan transaksi jual beli sapi terlebih dahulu. Langkah tersebut dilakukan agar penyebaran penyakit tidak terjadi.

"Tapi efeknya kami juga mengalami rugi karena biaya pakan ternak terus keluar," tuturnya.

Lalu lintas perdagangan sapi menjadi penyebab menyebarnya PMK di Tulungagung.

Baca juga:
Disnak Tegaskan Susu dan Daging Sapi asal Pasuruan Aman dari PMK

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tulungagung, Tutus Sumaryani mengatakan pihaknya terus mengawasi arus lalu lintas perdagangan sapi.

Mereka menyemprot sapi yang masuk ke pasar hewan terpadu dengan disenfektan. Selain itu, jika ditemukan sapi dalam kondisi sakit, maka pemilik harus membawanya pulang.

"Upaya penekanan PMK kita lakukan dengan pengawasan di pasar hewan terpadu, seluruh sapi yang masuk kita semprot disinfektan semua," pungkasnya.