Pixel Code jatimnow.com

Oknum Polisi Tabrak Pemotor di Tulungagung Viral, Ini Faktanya

Editor : Redaksi   Reporter : Bramanta Pamungkas
Ilustrasi/jatimnow.com
Ilustrasi/jatimnow.com

jatimnow.com - Sebuah video dengan narasi anggota Satlantas Polres Tulungagung menabrak pengendara motor viral di media sosial. 

Dalam video tersebut terekam dua anggota polisi bersama korban kecelakaan. Narasi video tersebut menjelaskan bahwa kedua polisi ini yang menabrak korban saat mengejar pelanggar lalu lintas. 

Video ini mendapat tanggapan beragam dari netizen. Kasatlantas Polres Tulungagung AKP M Taufik Nabila membenarkan fakta tersebut.

Taufik mengatakan, peristiwa ini terjadi kemarin, Minggu (18/5/2025). Ada dua kejadian dalam video tersebut. Yakni pelanggar lalu lintas dan kecelakaan. 

Kejadian tersebut bermula saat petugas kepolisian Satlantas Polres Tulungagung melihat adanya pelanggar lalu lintas yang menggunakan Honda Beat di Pos Tamanan Kecamatan Tulungagung Kota. 

Polisi pun melakukan pengejaran kepada pelanggar yang bergandengan tersebut, setelah dihentikan pelanggar rupanya tidak kooperatif dan justru tancap gas. 

Baca juga:
Oknum Istri Polisi di Bangkalan jadi Tersangka Kasus Dugaan Pencurian Perhiasan

"Keduanya diketaui tidak mengenakan helm," ujarnya, Senin (19/05/2025).

Polisi mengikuti pelanggar lalu lintas tersebut hingga masuk Desa Tanjungsari. Pelanggar ini kemudian menabrak korban yang hendak keluar gang. 

Video kecelakaan ini kemudian direkam warga dan diunggah ke media sosial. Narasi dalam video tersebut menyebutkan bahwa polisi yang menabrak korban. 

"Hal itu salah, kita di lokasi justru membantu dengan memanggil ambulan untuk menyelamatkan korban," tuturnya.

Baca juga:
Istri Oknum Polisi di Bangkalan Diduga Tilap Uang Tetangga Senilai Rp60 Juta

Kondisi korban diketahui mengalami luka ringan dan telah mendapatkan perawatan medis. Polisi mengimbau kepada masyarakat, dalam menerima informasi di media sosial untuk di croscek terlebih dahulu. 

"Kami imbau kepada masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi yang belum tentu benar di media sosial. Saring sebelum sharing, karena bisa menimbulkan kesalahpahaman publik," pungkas Taufik.