Pixel Codejatimnow.com

Terpapar Gas Beracun Kawah Ijen, Banyak Tanaman dan Sayur Mati

Editor : Arif Ardianto  
ilustrasi Kawah Ijen/ Budi Sugiharto
ilustrasi Kawah Ijen/ Budi Sugiharto

jatimnow.com - Tim penanggulangan bencana Ijen, yang terdiri dari PVMBG Bandung, BPBD Banyuwangi dan Bondowoso, serta Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), merilis hasil kajian lapangan, Sabtu (24/3/2018).

Dari kajian itu, diduga gas belerang pekat mengalir melalui sungai Banyu Pahit yang berhulu di Kawah Ijen.

Dilapangan, tim mendapati tumbuh-tumbuhan dan tanaman sayur (terutama kubis) yang layu dan mati yang berada di sepanjang lembah yang dilalui oleh aliran Sungai Banyu Pait.

Begitu pula penduduk yang terpapar gas di Dusun Margahayu dan Watucapil berada di sepanjang lembah aliran Sungai Banyupait.

"Hasil pengecekan ke lokasi Sumur Bor panas bumi di daerah Kawah Wurung tidak ditemukan adanya tanaman layu atau mati yang diakibatkan oleh paparan gas," jelas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwa, Eka Muharam, melalui siaran pers yang dirilis Tim pasca bencana Ijen.

Baca juga:
Ijen Resmi Jadi Unesco Global Geopark, Wisata Banyuwangi Siap Go Internasional

Demikian pula penduduk di Dusun Curah Macan yang berada di sekitar lokasi sumur bor panasbumi tidak mengalami keluhan akibat paparan gas.

Hasil pengukuran gas di lokasi sumur bor panas bumi terukur gas CO2 dengan konsentrasi rata rata 0,03-0.04% atau yang merupakan konsentrasi udara normal, dan H2S dan SO2 tidak terdeteksi atau tidak ada (0 ppm).

Hasil-hasil pemeriksaan diatas memberikan kesimpulan bahwa sumber gas yang menyebabkan penduduk terpapar gas dan tanaman menjadi layu atau mati adalah akibat aliran gas dari Kawah Ijen yang mengalir ke lembah sepanjang aliran Sungai Banyupait.

Baca juga:
Dewan UGG Resmi Usulkan Pengesahan Ijen sebagai Unesco Global Geopark

"Hasil pengukuran gas hari ini di Dusun Curahmacan dan Dusun Margahayu terukur gas CO2 dengan konsentrasi rata rata 0,03-0.04% atau yang merupakan konsentrasi udara normal, sedangkan gas-gas lainnya seperti H2S dan SO2 tidak terdeteksi atau tidak ada (0 ppm)," pungkasnya.

Reporter: Irul Hamdani
Editor: Arif Ardianto