Pixel Code jatimnow.com

Buntut Kericuhan Antar Suporter, Persis Solo Tanding Tanpa Pendukung

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Bramanta Pamungkas
Dampak kericuhan antar suporter PSIM Yogyakarta dan Persik Kediri di Stadion Brawijaya Kota Kediri
Dampak kericuhan antar suporter PSIM Yogyakarta dan Persik Kediri di Stadion Brawijaya Kota Kediri

jatimnow.com - Kericuhan antara suporter PSIM Yogyakarta dan Persik Kediri di Stadion Brawijaya Kota Kediri, berimbas pada pertandingan Liga 2 selanjutnya, yaitu antara Persik vs Persis Solo di stadion yang sama, Jumat (6/9/2019).

Akibat kericuhan Senin (2/9/2019) petang tersebut, Polres Kediri Kota telah mengirimkan surat ke panitia pelaksana agar suporter Persis Solo tidak datang ke Kota Kediri.

Media Officer Persik Kediri Canda Adi Surya membenarkan surat yang dikirim kepolisian tersebut. Dalam surat tersebut, keamanan beralasan situasi belum kondusif pascabentrokan tersebut.

"Iya benar, Polresta Kediri tidak memberi izin ada suporter lawan setelah kejadian kemarin. Tetapi suporter Persik tetap diizinkan memberi dukungan," ujar Canda, Rabu (4/9/2019).

Baca juga:  

Baca juga:
Kericuhan Suporter Futsal di Ponorogo Juga Sebabkan Kerusakan Fasilitas GOR

Manajemen Persik juga mengutuk keras bentrokan antar suporter tersebut. Manajemen Persik meminta aparat kepolisian mengusut tuntas dan mencari dalang di balik kerusuhan itu. Dalam pernyataan resminya, CEO Persik Kediri Subiyantoro menyatakan, Persik berkomitmen mengikuti kompetisi untuk meraih prestasi.

"Kami mengutuk dan menyesalkan insiden tersebut. Kami ingin setiap pertandingan berlangsung lancar dan aman," tuturnya.

Subiyantoro menambahkan, sejak awal manajemen siap dan berkomitmen mengikuti kompetisi Liga 2 dengan segala potensi yang dimiliki. Dalam setiap pertandingan home, pihaknya menyiapkan panpel untuk bisa menggelar pertandingan berjalan lancar dan aman serta selalu berkoordinasi dengan aparat keamanan.

Baca juga:
Polisi Hentikan Turnamen Futsal di Ponorogo Buntut Kericuhan Suporter

Namun manajemen persik tidak memiliki kemampuan intelijen untuk mengantisipasi terjadinya aksi kericuhan.

"Yang dilakukan manajemen selama ini mencegah terjadinya keributan dengan menerapkan SOP, yaitu menscreaning penonton di pintu masuk," tegasnya.