Pixel Codejatimnow.com

Cerita Terbongkarnya Penyekapan Remaja oleh Geng Jawara Kampung

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Anggota Geng Jawara Kampung dan All Star Surabaya diamankan polisi sebelum tawuran di Surabaya, 21 September 2019
Anggota Geng Jawara Kampung dan All Star Surabaya diamankan polisi sebelum tawuran di Surabaya, 21 September 2019

jatimnow.com - Remaja 16 tahun asal Surabaya yang disekap dan dipukuli 10 anggota Geng Jawara Kampung, mengalami trauma berat meski sudah kembali ke rumahnya, setelah para pelaku ditangkap polisi.

Korban yang merupakan bagian dari Geng All Star Surabaya itu disekap dan dipukuli 10 remaja anggota Geng Jawara Kampung di tiga tempat di Surabaya dan Gresik. Tiga hari disekap, korban akhirnya ditemukan Tim Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya setelah mendapat laporan dari DA, orangtua korban.

Beberapa wartawan mencoba mendatangi rumah korban. Tidak berhasil menemui korban, wartawan bertemu dengan DA, ayahnya. Ia dan keluarganya mengaku trauma atas peristiwa yang menimpa buah hatinya tersebut. DA menyebut bila anaknya tidak dapat ditemui, lantaran sedang tidur.

Baca juga:  

DA pelan-pelan bercerita. Saat itu, 20 September 2019, anaknya tidak kunjung pulang ketika dirinya masih bekerja. Dia baru tahu jika buah hatinya itu disekap oleh Geng Jawara Kampung dari media sosial Facebook.

"Tahu dari Facebook, ada yang memberi info anak saya disekap. Langsung lapor polisi," kata DA.

Menurut DA, akibat penyekapan dan pengeroyokan itu, anaknya mengalami luka di kepala, wajah dan tangan. Ia pun menyerahkan peristiwa yang menimpa anaknya kepada polisi.

"Sudah, langsung proses hukum saja," pintanya.

Dari 10 anggota Geng Jawara Kampung yang menyekap dan memukuli korban, 9 di antaranya sudah ditangkap Tim Jatanras Polrestabes Surabaya. Dari 9 pelaku, 7 di antaranya masih di bawah umur, sisanya dewasa.

Baca juga:
Perang Sarung Antar Geng Remaja Bikin Resah Warga Kediri, Demi Konten?

Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya Iptu Giadi Nugraha menyebut, lokasi penyekapan dan pengeroyokan terungkap setelah timnya melakukan identifikasi video dan foto yang mereka sita sebagai alat bukti petunjuk. Selain itu, ada beberapa orang saksi kunci yang saat itu dimintai keterangan dan memberikan petunjuk yang mengarah pada lokasi.

"Dengan modal itu, kami menelusuri beberapa lokasi dan akhirnya semua terbongkar setelah kami mendatangi sebuah kafe di Menganti, Gresik. Di kafe itulah, korban terakhir disekap dan dipukuli beramai-ramai. Dari situ, kita runtut ke belakang," tambah Giadi, Senin (30/9/2019).

Menurut Giadi, saat disekap dan dipukuli, korban tidak bisa bergerak lantaran terus menerus dirangkul satu pelaku lainnya. Dari semua pelaku, satu pelaku merupakan remaja perempuan berusia 15 tahun. Dia bertugas merekam pengeroyokan itu dan diupload ke group Jawara Ladies untuk menunjukkan eksistensinya, kemudian viral.

"Selama disekap, korban diberi makan oleh para pelaku, tapi dijaga secara bergantian agar korban tidak lepas. Mereka menunjukkan eksistensinya kepada Geng All Star Surabaya bahwa salah satu anggotanya bisa mereka ambil," papar Giadi.

Alumnus AKPOL tahun 2012 ini melanjutkan, satu pelaku lain yang masih diburu, sudah dikantongi identitasnya.

Baca juga:
4 Anggota Geng Pasuruan Kutho Begal Pengeroyok Pelajar SMP Ditetapkan Tersangka

"Masih dalam pengejaran, tapi kami sudah tahu, dia berasal dari luar Surabaya," tegasnya.

Dari hasil pemeriksaan para pelaku, dalam Geng Jawara Kampung, tidak ada yang menjadi ketua, melainkan saling berbagi tugas dan kepercayaan.

Tawuran Geng Jawara Kampung dan All Star Surabaya hampir pecah pada 1 dan 21 September 2019 lalu. Beruntung, puluhan remaja dari dua geng yang sudah menenteng senjata tajam berhasil diamankan Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Senjata tajam yang mereka bawa disita dan dimusnahkan, sementara para anggota kedua geng didata dan dipanggilnya orangtuanya untuk mendapat pembinaan. Dari pendataan itu terungkap, remaja yang tergabung dengan geng itu tidak hanya dari Surabaya, melainkan dari Sidoarjo, juga Gresik.