Pixel Codejatimnow.com

Dinilai Tak Perawan, Seorang Atlet Senam SEA Games Dipulangkan

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Bramanta Pamungkas
 Ayu Kurniawati (tengah) menunjukkan medali yang diraih anaknya
Ayu Kurniawati (tengah) menunjukkan medali yang diraih anaknya

jatimnow.com - Dinilai tidak lagi perawan, Shalfa Avrila Sania, atlet cabang olah raga senam artistik asal Kota Kediri, terpaksa mengubur mimpinya untuk berlaga di ajang Sea Games 2019 Filipina.

Siswa kelas XII SMA di salah satu sekolah di Kebomas Kabupaten Gresik ini dipulangkan dengan alasan tidak lagi perawan. Padahal dari hasil pemeriksaan medis, tuduhan tersebut terbantahkan.

Saat ditemui di rumahnya, Ayu Kurniawati, ibunda Shalfa mengaku kecewa atas keputusan pemulangan anaknya. Menurutnya keputusan pelatih mencoret Shalfa dengan alasan keperawanan tersebut, merupakan alasan yang tidak masuk akal dan tidak mendasar.

"Syok, nggak nyangka kayak dilempar begitu aja. Nggak ada surat, nggak ada pemberitahuan langsung disuruh ambil. Alasannya, anak saya sering pulang malem terus anak ibu sudah nggak virgin. Katanya selaput daranya sudah robek kayak orang diperkosa gitu," ujarnya, Jumat (29/11/2019).

Ia menceritakan, dua pekan sebelum tim bertolak ke Filipina, yakni tanggal 13 November 2019, pihak keluarga diminta untuk mejemput atlet senam itu di Pelatnas.

Pihak keluarga yang mendapatkan laporan tersebut terkejut. Mereka kemudian berinisiatif untuk memeriksakan secara medis.

Baca juga:
DPRD Bakal Telusuri Bonus Atlet Porprov Surabaya yang Belum Cair

Dari hasil pemeriksaan, tim dokter memastikan bahwa selaput dara Shalfa masih dalam kondisi utuh, atau Hyman Intak. Namun hal tersebut tidak mampu membangkitkan semangat atlet yang telah mengoleksi 49 medali ini.

"Hasilnya masih virgin kata dokter, tapi pelatihnya masih meragukan," ujarnya.

Kuasa Hukum keluarga, Imam Muklas mengaku telah melayangkan surat laporan ke Presiden Joko Widodo, Kementerian Pemuda Dan Olahraga, serta pihak-pihak terkait lainnya.

Baca juga:
Apresiasi Petrokimia Gresik untuk Atlet Senam Jatim Berprestasi di PON Papua

Ia berharap, agar ada tindak lanjut kongkrit terkait keputusan pelatih yang dinilai merusak nama baik dan karir sang atlet penerima dua kali Satya Yasa Cundamani, penghargaan tertinggi dari Kota Kediri ini.

"Tidak ada harapan lebih selain pemulihan nama baik atlet berprestasi andalan Jawa Timur ini. Keluarga menganggap apa yang diperjuangkan dengan penuh pengorbanan oleh anaknya sejak kelas 2 sekolah dasar tersebut sirna seketika," kata Imam.