Pixel Code jatimnow.com

Bantuan Mengalir untuk Guru Honorer Penderita Pembekuan Darah di Otak

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Zain Ahmad
Eko Sumantoyo, guru honorer penderita pembekuan darah di otak dirawat di rumah sakit, ditemani Siti Syamsiyah, istrinya (Foto-foto: Zain Ahmad/jatimnow.com)
Eko Sumantoyo, guru honorer penderita pembekuan darah di otak dirawat di rumah sakit, ditemani Siti Syamsiyah, istrinya (Foto-foto: Zain Ahmad/jatimnow.com)

jatimnow.com - Eko Sumantoyo, mantan guru honorer SDN Kertajaya I yang mengalami sakit pembekuan darah di otak masih terbaring lemas di ruang perawatan Rumah Sakit Haji, Sukolilo, Surabaya, Selasa (10/3/2020).

jatimnow.com berkesempatan langsung mengunjungi bapak lima anak itu. Tubuhnya terlihat kurus, suaranya pelan dan sesekali mengeluh kedinginan. Di samping Eko, ada istri tercintanya, Siti Syamsiyah yang setiap saat setia menemani.

Selain istrinya, anak kedua dan anak bungsu Eko dan Siti juga ikut menemani ayahnya berjuang melawan sakit.

Baca juga: 

"Alhamdulillah ini sudah mulai enakan. Kemarin-kemarin ngomongnya masih susah, sekarang sudah bisa. Tapi kadang ingat, kadang enggak. Makan juga sudah enak. Alhamdulillah mas, semoga segera sembuh," tutur Siti saat ditemui jatimnow.com di Rumah Sakit Haji Surabaya.

Eko Sumantoyo, guru honorer penderita pembekuan darah di otak dirawat di rumah sakit, ditemani Siti Syamsiyah, istrinyaEko Sumantoyo, guru honorer penderita pembekuan darah di otak dirawat di rumah sakit, ditemani Siti Syamsiyah, istrinya

Siti menyebut bahwa suaminya itu sudah dirawat selama empat hari. Selama itu, dialah yang mengurus semuanya. Kadang juga ditemani Ancola, anak sulungnya.

"Saya yang setiap hari di sini. Kadang anak pertama, kadang adiknya juga ikut sini. Kasihan anak saya, semenjak bapak sakit, anak-anak jadi nggak ada yang ngurus. Ya masnya itu yang urus di rumah sekarang setiap harinya. Kondisinya begini mas, bismillah aja," ujar Siti.

Baca juga:
Bank Penyalur Honor Guru Ngaji di Jember Beralih, Buku Rekening Belum Tuntas

Siti mengaku, sejak suaminya dinyatakan sakit pembekuan darah di otak dan terdengar ke masyarakat, banyak instansi-instansi pemerintahan, teman seperjuangan Eko bahkan warga di sekitaran rumah Eko memberikan bantuan.

"Setiap hari ada mas. Dari DPRD Kota Surabaya, dinas sosial (dinsos), yayasan, teman-teman bapak juga, dari guru PGRI, guru SD, murid-muridnya juga. setiap hari ada," beber Siti.

Baca juga: 

Dia tidak menyangka, bahkan sampai heran bisa mendapat banyak bantuan seperti itu. Awalnya Siti dikasih tahu sama anak keduanya, Dicky, jika sakit yang diderita ayahnya itu telah ramai di media, juga di media sosial (medsos).

Baca juga:
Ratusan Honorer DLH Ponorogo Tak Bisa Ikut Rekrutmen PPPK Mengadu ke DPRD

"Mungkin apa ya karena masuk di media itu, terus viral. Jadinya teman-teman bapak tahu, kemudian datang ke sini. Sampai orang-orang di DPRD juga tahu mas," lanjutnya.

Siti saat ini hanya bisa berdoa untuk kesembuhan suami tercintanya tersebut. Dia berharap suaminya segera sehat dan pulih kembali.

"Semuanya saya pasrahkan sama Allah. Saya yakin bapak akan sembuh. Bismillah mas," ucap Siti dengan mata berkaca-kaca.

Sebelum dirawat di rumah sakit, Eko sehari-hari tinggal bersama istri dan kelima anaknya di rumah warisan di Manyar Sabrangan, Surabaya. Rumahnya sangat tidak layak huni karena atapnya banyak yang bocor saat hujan.