Pixel Codejatimnow.com

Sawah Rojo Art Farming Libatkan Milenial Kota Batu sebagai Petani

Editor : Redaksi  Reporter : Advertorial
Wali Kota Dewanti resmikan Sawah Rojo Art Farming
Wali Kota Dewanti resmikan Sawah Rojo Art Farming

jatimnow.com - Wali Kota Dewanti Rumpoko meresmikan Sawah Rojo yang menjadi Art Farming di Desa Pesangrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu sebagai destinasi wisata berbasis pertanian yang memadukan antara teknologi dan seni.

Dengan melibatkan generasi milenial desa sebagai petani muda serta manajemen yang profesional, diharapkan nanti bisa ikut berperan aktif dalam menjaga ketahan pangan, menggali potensi demi kemajuan pertanian di Kota Batu.

Dewanti berjanji akan menjembatani keperluan Sawah Rojo agar bisa menjadi contoh dan bisa diterapkan di seluruh desa.

Terlebih konsep yang bisa memadukan petani legenda dengan petani milenial dipastikan bisa menghasilkan sesuatu yang jauh lebih maksimal.

"Saya sangat mendukung, ini merupakan konsep yang luar biasa. Kita juga harus berkomitmen menjaga lahan hijau demi pertanian Kota Batu. Adanya 30 persen peran kaum milenial di Sawah Rojo sangat berarti, mereka bisa membantu petani lama dengan banyaknya inovasi memanfaatkan teknologi untuk memudahkan berbagai hal khususnya pemasaran," katanya, Minggu (8/11/2020).

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Batu, Sugeng Pramono menguraikan dengan konsep yang kongkrit ini petani tidak akan lagi menjual lahannya untuk dijadikan perumahan, praktis alih fungsi lahan tidak akan terjadi.

Semua itu di mulai dari kemandirian petani milenial desa maka kesejahteraan negeri akan terbangun dengan kuat.

"Penanaman secara konvensional dipastikan tisak bisa menghasilkan panen yang mencukupi. Namun melalui program ini, penghasilan petani bisa tumbuh signifikan. Semangat ini harus terus didorong supaya bisa menginsiparasi yang lain," ungkap Sugeng.

Baca juga:
Petani Tulungagung Merogoh Kocek demi Mengairi Sawah

Founder Sawah Rojo, Herman Aga mengatakan, manajemen lahan pertanian yang dikembangkan yakni menawarkan paket edukasi dan pengalaman bercocok tanam kepada masyarakat maupun wisatawan.

Misalnya menanam bibit, merawat lahan hingga memanen hasil pertanian pada lahan hamparan seluas 4000 meter.

Konsep sewa lahan sekaligus untuk membantu petani yang terjebak dalam permainan tengkulak yang memasang harga miring.

"Namun melalui Sawah Rojo Art Farming, para member akan membawa jejaring baru bagi petani serta membuka peluang besar terjalinnya kerjasama seperti terbukanya akses pasar langsung hingga kerjasama strategis lainnya yang bersifat Business To Business (B2)," bebernya.

Baca juga:
Sawah Belum Panen dan Gabah Mahal, Berdampak Harga Beras di Tulungagung Naik

Selain itu ada transfer knowledge yang terjadi secara alamiah, antara para member dengan petani, baik dalam dalam hal alih teknologi pertanian hingga kisah - kisah kehidupan lainnya.

Generasi milenial desa juga diajak untuk menjadi petani muda agar tetap mempertahankan ketahanan pangan dengan model pertanian yang mutakhir dengan bekal mindset industri 4.0 seperti Internet Of Things (IoT), big data, artificial intelligent, robotic hingga cloud computing.

"Tentunya dipersiapkan program inkubasi binis teknologi kreatif yang didukung oleh para mentor berpengalaman untuk meningkatkan kemampuan para petani milenial demi mewujudkan visi pertanian desa yang berdaulat," tandasnya. (ADV)