Pixel Codejatimnow.com

Keroyok Remaja hingga Tewas, 5 Anggota Geng di Surabaya Diringkus

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Barang bukti kasus tawuran antar geng diamankan di Mapolrestabes Surabaya
Barang bukti kasus tawuran antar geng diamankan di Mapolrestabes Surabaya

jatimnow.com - Satreskrim Polrestabes Surabaya menangkap lima pemuda pelaku pengeroyokan anak di bawah umur saat tawuran antar geng hingga korban tewas.

Kelima tersangka semuanya warga Surabaya, yaitu Alfian Yanuar Harianto (21), warga Bogen, Tambaksari; Bagus Lukman Ridho Akbari (18), warga Kalijudan dan Ramdani Dwi Cahya (18), warga Kaliasin. Sementara dua tersangka yang dibawah umur inisial R dan I.

Dari kasus ini, Tim Unit Jatanras Polrestabes Surabaya dipimpin Kanit Iptu Agung Kurnia Putra menyita 15 motor, 2 pedang, 2 gergaji, batu paving, dua handphone, 2 celurit, 1 samurai, 4 potong kayu, 2 molotov dan 2 buah keris.

Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo mengatakan, lima terangka ini merupakan bagian dari 15 pemuda yang terlibat tawuran antara dua kelompok. Tawuran pecah usai keduanya saling memberikan tantangan di media sosial. Tawuran terjadi di Jalan Tembaan, Bubutan pada Jumat (27/11/2020).

"Ada dua kelompok pemuda yang memang sudah ada konflik dan saling memberikan tantangan di medsos untuk tawuran. TKP-nya di Jalan Tembaan kawasan PGS. Dari tawuran itu satu kelompok ada yang terluka dan meninggal dunia," terang Hartoyo, Rabu (2/12/2020).

Hartoyo menjelaskan, kejadian bermula ketika kelompok para pelaku dari anggota geng Team Gukgukguk (TGGG) dan anggota geng Jawara menginformasikan kepada semua anggotanya diundang tawuran oleh geng All Star melalui Instagram mereka.

Tiga dari lima tersangka pengeroyokan dalam tawuran antar geng diamankan di Mapolrestabes SurabayaTiga dari lima tersangka pengeroyokan dalam tawuran antar geng diamankan di Mapolrestabes Surabaya

Kemudian kelompok ini berkumpul di Lapangan Magersari yang merupakan basecamp Geng Jawara.

Pelaku Alfian kemudian mengumumkannya melalui grup WhatsApp (WA) geng TGGG untuk berkumpul di Kalijudan dan selanjutnya tersangka yang lainnya untuk ke basecamp mereka. Karena sepi mereka langsung meluncur ke lapangan Magersari untuk menunggu kedatangan geng All Star.

Baca juga:
Dikeroyok hingga Dibacok Kelompok Geng di Surabaya, Satu Remaja Kritis

"Sekitar pukul 05.00 Wib, geng All Star datang dengan jumlah sekitar 40 orang sambil membunyikan klakson bersamaan menandakan tawuran dimulai. Geng TGGG dan Jawara langsung menyerbu geng All Star. Keduanya saling menyerbu," jelas Hartoyo.

Saat itu geng All Star terpukul mundur dan motor yang dikendarai korban digas hingga terjatuh. Korban pun langsung diserbu oleh para pelaku hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.

"Para pelaku membacok serta memukul korban dengan kayu secara bersamaan sehingga korban menderita 17 tusukan, mengakibatkan korban meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP)," beber Hartoyo.

Hartoyo menyebut bahwa tawuran serupa memang sering terjadi dan polisi sudah melakukan antisipasi. Namun kelompok-kelompok ini sangat licin dan selalu mempunyai cara untuk mengelabuni polisi.

"Mereka sering mengelabui petugas. Ini jam 5 pagi kejadiannya, mereka menunggu petugas lengah. Kalau kita mengetahuinya tak akan kita tolerir dan akan kita tangkap," tegas Alumni Akpol Tahun 2000 ini.

Baca juga:
Gagalkan Tawuran Antar Geng di Surabaya, Polisi Amankan 6 Remaja

Sementara Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Oky Ahadian Purnomo mengungkapkan, admin media sosial geng-geng ini juga sudah teridentifikasi. Sehingga dia mengimbau kepada para pelaku yang belum tertangkap segera menyerahkan diri.

"Orangtua yang merasa motornya di sini silahkan ke kami juga. Antisipasi kita sudah profiling pelaku di medsos, hanya tinggal menangkap saja," jelas Oky.

Untuk mengantisipasi adanya aksi tawuran lanjutan, Oki dan seluruh anggotanya meningkatkan kring serse. Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk turut serta melakukan pencegahan dengan cara menjaga anak-anaknya agar tetap di rumah dengan kegiatan yang positif dan produktif.

"Ini tanggungjawab kita semua. Lebih baik anak-anak ini melakukan kegiatan produktif apalagi kondisi pandemi. Titik-titik rawan sudah kita antisipasi di Kalijudan, Bogen, Kembang Jepun dan Tambaksari," tandas Alumni Akpol Tahun 2003 tersebut.