Pixel Code jatimnow.com

Es Puter di Jombang yang Masih Eksis, Kisah Penjualnya Begini

Editor : Rochman Arief   Reporter : Elok Aprianto
Subarjo penjual es puter saat menjajakan dagangannya. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Subarjo penjual es puter saat menjajakan dagangannya. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ingat nggak sih dengan minuman segar sejenis es krim, tapi berbahan dasar kelapa? Betul, es puter. Malahan anak-anak menyebutnya dengan es dung-dung.

Pada dasarnya es puter ini sudah ada cukup lama. Bahkan era 70-an es puter ini sudah ada dan eksis hingga saat ini di sejumlah kota, termasuk di Jombang. Es puter ini digemari lintas generasi, mulai dewasa ningga anak-anak.

Subarjo (50) satu dari sekian penjual es puter keliling yang masih bertahan di Jombang. Warga Kepatihan, Kecamatan Jombang itu mengaku sudah puluhan tahun menjual es puter, dengan cara berkeliling.

"Orang dulu bilang es puter ini es dung-dung. Kalau saya berjualan sudah lama, sudah sejak tahun 1999," katanya, Sabtu (21/1/2023).

Selain berjualan, Subarjo mengaku membuat sendiri es puter. Ia menyebut, untuk proses pembuatan es puter ini masih dilakukan secara manual.

Subarjo mengaku membeli bahan dasar 10 buah kelapa di pasar setiap pagi. Selanjutnya ia menghasulkan kelapa ke te mpat penggilingan di pasar.

Produk es puter buatan Subarjo. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)Produk es puter buatan Subarjo. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

"Hasilnya dibawa pulang untuk mulai dibuat. Bahan-bahan lainnya meliputi gula, santan, dan bahan lain. Na, proses pembuatan hingga siap dijual membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam," lanjutnya.

Nah, pembuatan es puter ini awalnya, kelapa yang sudah dihaluskan dicampur air kemudian diperas. Airnya dicampur dengan air gula yang sudah mendidih. Sementara kelapa yang sudah halus dicampuri santan agar aromanya tetap kuat dan segar.

"Kemudian dijadikan satu dalam wadah atau panci besar di gerobak. Nah, panci besar itu dilapisi terpal sebagai tempat pecahan es batunya, yang akan dicampur dengan garam," jelasnya.

Baca juga:
Luluk - Lukman Sowan Kiai Ahmad Hasan Jombang, Direstui Menang Pilgub Jatim

Langkah selanjutnya, panci di putar kurang lebih 30 menit secara manual menggunakan tangan.

Tahap penyajiannya, es yang sudah bercampur dengan bahan-bahan itu, dicampur dengan roti tawar yang sudah dipotong berukuran kecil-kecil. Setelah itu diputar ulang hingga semua adonan teraduk dan es siap untuk disantap atau dijual.

Kesibukan Subarjo saat melayani pelanggannya. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)Kesibukan Subarjo saat melayani pelanggannya. (foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

Selama ini, es puter buatannya dijual keliling dengan mendorong gerobak, dari satu tempat ke tempat lain.

"Ya kalau jarak jauh dari rumah, sekitar 5 km ke tempat jualan sambil keliling dari siang pulang malam sekitar pukul 21.00 WIB," paparnya.

Baca juga:
Pj Bupati Jombang Ajak Petani Tembakau di Kabuh Kembangkan Kawasan Industri Sigaret

Ia mengatakan, harga seporsi es puter ini berkisar Rp750 tahun 1999. Sedangkan saat ini, harga satu porsi ia jual dengan badnerol Rp5.000.

"Soal pendapatan Alhamdulillah, bisa mencapai sekitar Rp400 ribu," terangnya.

Es puter yang ia jual tak lekang oleh waktu dan kemajuan zaman. Terlebih saat ini sudah banyak es krim yang diproses menggunakan mesin. Bahkan gempuran es krim gelato tak membuat Subarjo menjaga pelanggan di Jombang.

Berjualan es puter telah ia lakoni selama 24 tahun. Dengan usia yang sudah tidak lagi muda, Subarjo berharap berkah bagi keluarga besarnya melalui jualan es puter.