Pixel Codejatimnow.com

Semburan Air di Ngawi Belum Berhenti, Ini Penjelasan Kementerian ESDM

 Reporter : Erwin Yohanes Mita Kusuma
dok. jatimnow.com
dok. jatimnow.com

jatimnow.com - Semburan air yang muncul sejak Minggu (5/8/2018) di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi memang sempat berhenti. Namun, kemudian menyembur lagi bahkan dengan kekuatan besar.

Namun, hal itu tidak membuat tim terkait menyimpulkan apapun. Kasubid Pendayagunaan Air Tanah, Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Kementerian ESDM Budi Joko Purnomo mengungkapkan, ada sejumlah kemungkinan yang menyebabkan semburan air tanah tersebut masih muncul.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya memang belum bisa menyampaikan analisa secara komprehensif mengenai fenomena tersebut.

Baca juga: Sumur Milik Warga di Ngawi Semburkan Air dan Gas Setinggi 30 Meter

Tapi berdasarkan data dan informasi yang diperoleh timnya, bisa dijelaskan mengenai kemungkinan penyebab terjadinya semburan air yang mencapai ketinggian kurang lebih 30 meter itu.

Ia mengaku, semburan yang terjadi bisa karena lokasinya. Karena secara geografis, lokasinya masih di sekitar lereng Gunung Lawu.

"Kan biasanya daerah gunung api memiliki aliran air di bawah tanah dengan tekanan tinggi. Itu analisa pertama," jelas Kasubid Pendayagunaan Air Tanah, Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Kementerian ESDM Budi Joko Purnomo, Rabu (8/8/2018).

Baca juga: Semburan Air dan Gas di Ngawi, ini Analisa PVMBG Bandung

Baca juga:
Warga Pemekasan Ngebor Sumur Keluar Air Bercampur Gas, Awas Bahaya Jangan Mendekat!

Menurut Budi, bisa jadi itu disebabkan karena pori-pori akuifer atau lapisan tanahnya belum terbuka. "Lalu di sekitarnya ada getaran atau hal lain yang menyebabkan penutup pori-pori itu menjadi terbuka," paparnya.

Ia menjelaskan, misal ada pori-pori akuifer itu tertutup lumpur. Lalu ada getaran yang disebabkan dari aktifitas di sekitarnya misalnya lalu lintas di jalan tol, mengingat jarak semburan dengan proyek tersebut tak begitu jauh.

Atau dari getaran lain sehingga mengakibatkan lumpur penutup pori-pori akuifer itu terbuka dan air naik ke atas. ‘’Tapi sekali lagi itu hanya kemungkinan, lebih jelasnya setelah kita cek ke lapangan nanti,’’ ungkapnya.

Selain itu, ada kemungkinan lain yang menyebabkan terjadinya semburan air. "Bisa jadi dalam lapisan tanah itu terdapat sebuah penampungan air," urainya.

Baca juga:
Sumur Tua Pertamina di Indramayu Semburkan Gas dan Api Setinggi 5 Meter

Namun demikian, Budi meminta warga menunggu hasil yang valid. Tentu itu didapat setelah tim turun ke lapangan untuk mencari data-data serta informasi selengkapnya.

Reporter: Mita Kusuma
Editor: Erwin Yohanes