jatimnow.com - Pemerintah (Pemkot) Mojokerto menjajaki kerjasama terkait pengelolaan sampah dengan tiga perusahaan asal Jepang.
Ketiga perusahaan asal Jepang itu adalah PT Panasonic Gobel Life Solutions Sales, PT Ajinomoto Indonesia, PT Yakult Indonesia Persada, dan PT Marubeni Indonesia, serta waste management start-up Rekosistem.
Kehadiran sejumlah perusahan asal Jepang yang ada di Mojokerto tersebut untuk menawarkan kerjasama dalam pengelolaan sampah di Kota Mojokerto.
Pertemuan dan diskusi yang digelar di ruang Pambojana Rumah Rakyat atau rumah dinas walikota Mojokerto ini juga bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Diskusi lintas sektor ini juga dihadiri Asisten Pemerintah dan Kesra, Bappedalitbang, BPKPD, DLH, Diskopukmperindag, DPUPR Perakim, dan Bagian Pemerintahan.
Targetnya, jumlah sampah yang berakhir di TPA Randegan dapat berkurang, sehingga memperpanjang fungsi pemakian TPA tersebut.
Baca juga:
Pemkot Mojokerto Raih Penghargaan Peduli Ketahanan Pangan 2023, Ning Ita Beri Pesan Begini
"Saya melihat ini skema yang bagus yang bisa dikolaborasikan. Karena ini akan memberikan dampak yang luar biasa didalam menjaga kelestarian lingkungan hidup," kata Sekretaris Daerah Gaguk Tri Prasetyo, Selasa (21/2/2023).
Sementara Chief Operating Officer Rekosistem, Joshua Valentino menjelaskan, mekanisme kolaborasi pengelolaan sampah yang ditawarkan yaitu dimulai dengan edukasi pemilahan sampah kepada warga, kemudian pengumpulan sampah. Sampah jenis anorganik akan diangkut ke Waste Station untuk disortir kembali lebih detail oleh pihak Rekosistem.
Hasilnya sortir sampah anorganik akan didistribusikan kepada perusahan recycling. Sementara sampah organik akan diangkut menuju TPA Randegan, bisa dimanfaatkan untuk kompos, budidaya maggot, dan lain-lain.
Baca juga:
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari: Tidak Makan Beras Tetap Hidup
"Untuk warga yang telah melakukan pemilahan akan mendapat insentif senilai Rp 500/kg. Sedangkan warga yang mau mengantar sendiri sampah mereka ke Waste Station akan mendapat reward senilai Rp800 per kilogram," jelas Joshua.
Selain adanya insentif, Rekosistem juga memfasilitasi penggunaan teknologi digitalisasi dalam mekanisme tersebut. Salah satunya agar data jumlah sampah tiap harinya dapat dipantau secara real time dan perhitungan kokektif jumlah yang terpilah, terdaur ulang dan tidak akan lebih mudah.
Perlu diketahui, pengelolaan sampah dengan mengurangi jumkah sampah yang berakhir di TPA menjadi sangat penting. Mengingat timbunan sampah yang makin bertambah setiap harinya dapat menimbulkan berbagai polusi, baik air, udara, dan tanahk yang tentu akan merugikan warga dan makhluk hidup lainnya di sekitar lokasi TPA.