jatimnow.com - PT Gudang Garam Tbk, menjadi salah satu industri rokok terkemuka di Tanah Air. Berdiri sejak tahun 1958 dari pabrik rumahan di Kediri, GG besar karena semangat Surya Wonowidjojo yang memegang teguh filosofi Catur Dharma.
Terlepas dari kabar pemutusan kerja yang saat ini ramai di media sosial, Gudang Garam sudah dikenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi.
Produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM).
Berikut perjalanan Gudang Garam sejak 1958, dilansir dari laman resmi perusahaan:
Gudang Garam Ditemukan - 1958
1958 adalah titik berdirinya perusahaan rokok Gudang Garam yang bermula dari sebuah industri rumahan. Produk kretek yang diproduksi pertama kali adalah SKL dan SKT.
Gudang Garam Membuka Cabang - 1960
Dua tahun berselang, Gudang Garam membuka cabang produksi SKL dan SKT di Gurah, 13 km arah tenggara Kota Kediri. Ini untuk memenuhi permintaan pasar yang kian meningkat.
Setiap hari ada sekitar 200 orang karyawan melakukan perjalanan pulang-pergi Gurah-Kediri menggunakan gerbong kereta api khusus yang dibiayai perusahaan.
Gudang Garam membuka 2 Unit Lahan baru - 1968
Seiring perkembangan usaha yang semakin maju, pada bulan September 1968 didirikan unit produksi bernama Unit I di atas sebidang lahan seluas 1000 meter persegi. Pada tahun yang sama dibangun pula sebuah unit produksi baru yang disebut Unit II.
Gudang Garam berubah dari Industri Rumah Tangga menjadi Firma - 1969
Mengikuti perkembangan dan kemajuan usaha, Gudang Garam yang awalnya merupakan industri rumahan mengubah status dari Perusahaan Perseorangan menjadi Firma. Unit Produksi dipindah dari Gurah ke Kediri.
Gudang Garam Berubah dari Firma menjadi PT - 1971
Gudang Garam kembali mengubah status dari Firma menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pada tahun yang sama, terbit bantuan fasilitas dari pemerintah berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yang semakin mendukung perkembangan usaha.
Gudang Garam mengembangkan produk Sigaret Kretek Mesin - 1979
Pada tahun 1979, Gudang Garam mengembangkan jenis produk Sigaret Kretek Mesin (SKM).
Gudang Garam mencatat saham di BEJ dan BES - 1990
Baca juga:
Melihat Laba Gudang Garam 3 Tahun Terakhir, Sempat Puasa Dividen
Pada tahun 1990, Gudang Garam untuk pertama kalimya mencatat sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang mengubah statusnya menjadi Perusahaan Terbuka.
Gudang Garam Memproduksi Kretek Mild - 2002
Gudang Garam memproduksi jenis rokok baru, yaitu kretek mild yang ditandai dengan berdirinya Direktorat Produksi Gempol di Pasuruan Jawa Timur. Informasi terbaru, pabrik ini tutup.
Gudang Garam Memperluas Daerah Poduksinya - 2013
Areal perusahaan yang semula hanya seluas 1000 meter persegi kini telah berkembang menjadi sekitar 208 hektar yang terletak di wilayah Kabupaten dan Kota Kediri serta di wilayah Pasuruan.
Bulan Januari 2013, mulai beroperasi gedung baru di Jakarta, untuk menunjang proses produksi yang semakin progresif.
Hingga hari ini perjalanan Gudang Garam memang naik turun. Isu pemutusan kerja bukan hanya kali ini saja.
Namun, terlepas dari hiruk pikuk media sosial saat ini, tidak bisa dinafikan peran Gudang Garam yang sangat luar biasa, khususnya untuk masyarakat di Kediri.
Ini tak lepas dari semangat wirausahawan sejati Surya Wonowidjojo, dengan berlandaskan pada filosofi Catur Dharma.
Baca juga:
Penjelasan Disnakertrans Jatim soal Kabar Karyawan Gudang Garam Kediri Diputus Kerja
Berawal dari industri rumahan yang berpusat di Kediri sejak 1958, perusahaan kretek Gudang Garam telah tumbuh dan berkembang seiring tata kelola perusahaan yang baik dan dengan landasan filosofi Catur Dharma.
Nilai-nilai tersebut merupakan panduan dalam tata laku dan kinerja perusahaan bagi karyawan, pemegang saham, serta masyarakat luas.
Di mata para karyawan, Surya Wonowidjojo bukan hanya berperan sebagai pemimpin, melainkan juga merupakan sosok seorang bapak, saudara, serta sahabat yang amat memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Surya Wonowidjojo meninggal dunia pada 28 Agustus 1985 dengan meninggalkan kesan mendalam bukan hanya di mata karyawan, melainkan juga di hati masyarakat Kediri dan sekitarnya.
Catur Dharma Perusahaan:
1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan.
2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat, dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang lain.
4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.