Surabaya

Wali Kota Risma juga menyiapkan lahan BTKD untuk peledakan bom yang ditemukan di rumah kontrakan bomber Mapolrestabes Surabaya.

Petugas memutuskan untuk meledakkan bom tersebut karena dinilai berbahaya dan mempunyai daya ledak tinggi.

Dari aksi bom bunuh diri yang direncanakan Dita itu, tersisa cerita miris sebelum Pamela Rizkika (PR) anak bungsu Dita meledak.

Aktifitas di Mapolda, Mapolres, maupun Mapolsek di seluruh Jawa Timur sudah beroperasi secara normal dalam melakukan pelayanan pada masyarakat.

Puluhan jemaah umroh asal Indonesia pun berempati dan mendoakan kepada korban ledakan bom, serta mendoakan agar Kota Surabaya dan Jawa Timur aman dan tentram.

Mereka sebelumnya berencana akan mengontrak rumahnya selama 2 tahun.

Dua orang tersebut diketahui sebagai pasangan suami istri (Pasutri) yang diduga terkait dengan sejumlah peristiwa bom di Surabaya dan Sidoarjo.

Aksi tersebut dianggap tidak sesuai dengan perikemanusiaan. Selain itu, aksi tersebut juga bentuk kejahatan yang bertujuan untuk memecah belah bangsa.