Pixel Codejatimnow.com

Di Banyuwangi, Ibu Menyusui Eksklusif Diberi Sertifikat Penghargaan

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Salah satu busui di Banyuwangi mendapat sertifikat
Salah satu busui di Banyuwangi mendapat sertifikat

jatimnow.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memiliki cara unik untuk menyemangati para ibu agar memberi air susu ibu (ASI) eksklusif kepada buah hatinya. Penghargaan berupa sertifikat diberikan kepada para ibu yang telah telaten menyusui eksklusif bayinya selama enam bulan sejak dilahirkan.

Sebagai percontohan, program ini dijalankan di Puskesmas Sempu lewat program Gerakan Memberi ASI Anak Tumbuh Optimal (GenerASI anak TOp). Telah ada 512 ibu di wilayah puskesmas tersebut yang diberikan sertifikat.

"Ini inovasi, dan ke depan kita perluas. Ini adalah rangkaia cara untuk menyemangati agar para ibu bisa memberikan ASI eksklusif," ujar Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono.

"Selama enam bulan setelah melahirkan terus didampingi agar bisa ASI eksklusif, dan terbitlah sertifikat ini," imbuh Widji.

Kepala Puskesmas Sempu, Hadi Kusairi menambahkan, pemberian sertifikat tersebut sebagai penghargaan agar para ibu lebih bersemangat menyusui. Sekaligus untuk memotivasi calon ibu yang lain agar tidak ragu untuk memberikan ASI eksklusif sebagai asupan terbaik bagi bayi.

"Hingga saat ini, sudah ada 512 ibu pejuang ASI eksklusif yang kita beri sertifikat. Mereka tersebar di tiga desa di wilayah kami, yakni Desa Jambewangi, Sempu, dan Tegalarum," ujar Hadi.

Pemberian sertifikat tersebut merupakan bagian dari program inovasi Gerakan Memberi ASI anak Tumbuh Optimal (GenerASI anak TOp) dari Puskesmas Sempu.

Baca juga:
Bayi Baru Lahir Ditemukan di Teras Rumah Warga Puncu Kediri

Program ini, lanjut dia, sebagai upaya menekan angka anak kurang gizi dan tingkat kesakitan bayi (angka bayi sakit).

"Dari evaluasi kami terhadap anak kurang gizi dan kesakitan anak, hal ini salah satunya diakibatkan tingkat cakupan ASI yang rendah. Sehingga kami menggeber sejumlah program agar cakupan ibu menyusui tinggi," kata Hadi.

Program yang dimaksud Hadi antara lain membangun klinik laktasi di puskesmas untuk tempat konsultasi gizi dan menangani berbagai permasalahan saat menyusui.

Baca juga:
Diduga Malpraktik SKH, Tumit Bayi di Sumenep Menghitam Lalu Meninggal

Selain pemkab juga menyiapkan konselor dan motivator ASI untuk mendampingi para ibu menyusui (busui), hingga memberikan sertifikat penghargaan bagi ibu pejuang ASI eksklusif.

Puskesmas juga memberikan bantuan alat pompa ASI dan kendil (tempat penyimpan air dari tanah liat) bagi ibu-ibu di Desa Jambewangi. Penduduk di sana rata-rata bekerja sebagai penyadap karet di hutan sehingga rawan tidak menyusui karena bekerja.

"Kendil ini bisa menjaga suhu ASI tetap dingin sehingga tahan sampai 5 jam. Ini bisa dijadikan pengganti kulkas. Ibu-ibu bisa memompa dan menyimpan ASI-nya di kendil sebelum berangkat kerja, sehingga anak-anak di rumah tetap mendapatkan ASI meskipun ditinggal ibunya bekerja," urai Hadi.