pemerasan

Tanpa disadari pelaku mendokumentasikan riwayat percakapan, apalagi korban mengajak kopi darat atau berlanjut ke check in di hotel.

Wartawan gadungan itu meminta bantuan kepada kepala dinas dan tidak direspon, sehingga pelaku mengirim SMS dengan kata tidak pantas disertai ancaman.

Motif pelaku mendapat uang dengan cara mengaku sebagai anggota reserse, meskipun sampai saat ini belum ada korban pemerasan yang melapor.

Awalnya, wartawan gadungan ini meminta uang kepada korban sebesar Rp 10 juta.

Tersangka meminta sejumlah uang, dan mengancam akan menulis masalah pribadi guru SD tersebut.

Polisi abal-abal di Bojonegoro ini telah melakukan pemerasan dan penipuan di sebuah warung.

Komplotan Sakram telah melakukan aksinya dengan modus memasukkan salah satu salah satu anggota kelompoknya untuk bekerja sebagai sopir.

Polisi rela mengeluarkan uang pribadi untuk membiayai seragam pernikahan kepada Imam. Pihaknya membelikan peci, kemeja dan seserahan.